Playing "Marilah Kemari"
Yamato.
Kira-kira ingat nggak peristiwa kreatif arek Suroboyo, perobekan bagian warna biru bendera Belanda - merah, putih, biru - menjadi Merah Putih, bendera Indonesia. Dari sekian banyak cerita sejarah, kisah di hotel Yamato ini meninggalkan kesan mendalam. Kreatif, berani dan tampil kuat sebagai karakter bangsa kala itu. Ya, kala itu 18 September 1945.
Majapahit.
Kini, hotel yang bertempat di Jalan Tunjungan no 6, jantung kota Surabaya. Sekarang bernama Hotel Majapahit. Saat insiden perobekan bendera Belanda, namanya Hotel Yamato (dalam bahasa Jepang : Hoteru Yamato). Sebelumnya dinamakan Hotel Oranje. Hotel ini merupakan hotel bersejarah yang hingga kini masih tetap sebagai sebuah hotel dan berkembang menjadi hotel bintang lima dengan dua lantai.
Beberapa saat lalu, koordinator liputan ITS Online, mas Nur Huda meminta saya untuk berangkat liputan ke Hotel Majapahit. Awalnya, berat sekali niat saya untuk berangkat kesana. Alasannya, malas, panas, jauh dan rentan kesasar. Tapi sisi manusiawi saya muncul, merasa kasihan kepada mas Huda kalau ada berita yang lepas lagi.
Tapi mendadak saya bersemangat. Baru ingat kalau Hotel Majapahit itu dulunya Hotel Yamato. Langsung saya cek di internet dan cari tahu informasi hotelnya (bukan acaranya, hehe). Dan tiba-tiba sangat tertarik untuk kesana. Terlebih, semenjak SMA usai Lawatan Sejarah Nasional, saya mulai tertarik dengan bangunan-bangunan bernilai sejarah. Saya mengiyakan.
Awalnya, mau dibarengi mas Huda. Karena dirinya galau, saya menghubungi mbak Upik, katanya kemarin ngebet kepingin kesana. Untunglah mbak Upik mau, jadi saya ada partner. Partner ngobrol biar gag garing, penunjuk jalan :D dan partner wawancara.
Arsitektur bagian luar hotel Majapahit tidak banyak berubah dari bentuk hotel Yamato secara besar. Namun desain dan artistik ruang dalam sudah dimodernisasi. Di ruang depan, terpampang lukisan besar peristiwa perobekan bendera Belanda. Beberapa foto-foto jadul juga dipajang di sepanjang lorong-lorong ruang hotel.
Beberapa sempat kami abadikan perjalanan kami di Hotel Majapahit Surabaya.
(Photos by : Muflih Fathoniawan & Lutfia)
Usai mengitari hotel, mbak Upik mengeluarkan statement, hotel Majapahit biasa saja tidak seperti yang ada di benaknya. Kalau di benak saya, ini sudah lebih dari cukup :)
Salah satu yang saya kagumi, hotel ini meski beberapa ruang mengalami modernisasi bangunan, tapi mereka tetap mempertahankan nilai historis sebagai jati diri hotel Yamato. Interior ruangan memang didesain senyaman mungkin dan modern. Namun, beberapa tempat memang terlihat seperti bangunan yang tua, lapisan dinding juga masih asli. Hanya di beberapa tempat, banyak cat yang mengelupas.
Tapi jauh dari itu, saya cukup senang mendapat pengalaman jalan-jalan ke Hotel Majapahit ini. Sayangnya, saya gag bisa naik ke atas untuk mengibarkan bendera setinggi-tingginya. :D
Hotel Majapahit (Yamato) pada 1911 (ilustrasi dari id.wikipedia.org)
Kondisi Hotel Majapahit nan eksotis kini (ilustrasi dari alvitoo.wordpress.com)
Beberapa saat lalu, koordinator liputan ITS Online, mas Nur Huda meminta saya untuk berangkat liputan ke Hotel Majapahit. Awalnya, berat sekali niat saya untuk berangkat kesana. Alasannya, malas, panas, jauh dan rentan kesasar. Tapi sisi manusiawi saya muncul, merasa kasihan kepada mas Huda kalau ada berita yang lepas lagi.
Tapi mendadak saya bersemangat. Baru ingat kalau Hotel Majapahit itu dulunya Hotel Yamato. Langsung saya cek di internet dan cari tahu informasi hotelnya (bukan acaranya, hehe). Dan tiba-tiba sangat tertarik untuk kesana. Terlebih, semenjak SMA usai Lawatan Sejarah Nasional, saya mulai tertarik dengan bangunan-bangunan bernilai sejarah. Saya mengiyakan.
Awalnya, mau dibarengi mas Huda. Karena dirinya galau, saya menghubungi mbak Upik, katanya kemarin ngebet kepingin kesana. Untunglah mbak Upik mau, jadi saya ada partner. Partner ngobrol biar gag garing, penunjuk jalan :D dan partner wawancara.
Arsitektur bagian luar hotel Majapahit tidak banyak berubah dari bentuk hotel Yamato secara besar. Namun desain dan artistik ruang dalam sudah dimodernisasi. Di ruang depan, terpampang lukisan besar peristiwa perobekan bendera Belanda. Beberapa foto-foto jadul juga dipajang di sepanjang lorong-lorong ruang hotel.
Beberapa sempat kami abadikan perjalanan kami di Hotel Majapahit Surabaya.
(Photos by : Muflih Fathoniawan & Lutfia)
Ngeprint Google Map biar gag kesasar :D
Salah satu room panel seminar
Santai baca koran, seperti rumah (sendiri) :D
Front Office hotel dengan latar foto Hotel Oranje
Foto jadul beberapa spot di kota Surabaya diamati penulis
akhirnya, ketemu juga saudara kembar saya :D
Suasana nampak hijau nan asri
Pucuk hotel, tempat insiden perobekan bendera Belanda
Saat peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi Merah Putih Indonesia
Saat peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi Merah Putih Indonesia
Salah satu kamar hotel
Diantara bangunan megah
Usai mengitari hotel, mbak Upik mengeluarkan statement, hotel Majapahit biasa saja tidak seperti yang ada di benaknya. Kalau di benak saya, ini sudah lebih dari cukup :)
Salah satu yang saya kagumi, hotel ini meski beberapa ruang mengalami modernisasi bangunan, tapi mereka tetap mempertahankan nilai historis sebagai jati diri hotel Yamato. Interior ruangan memang didesain senyaman mungkin dan modern. Namun, beberapa tempat memang terlihat seperti bangunan yang tua, lapisan dinding juga masih asli. Hanya di beberapa tempat, banyak cat yang mengelupas.
Tapi jauh dari itu, saya cukup senang mendapat pengalaman jalan-jalan ke Hotel Majapahit ini. Sayangnya, saya gag bisa naik ke atas untuk mengibarkan bendera setinggi-tingginya. :D
Sebagai tambahan dan penutup tulisan, saya mendapatkan video yang menggambarkan suasana pada saat Surabaya diserang oleh tentara Inggris. Video selanjutnya, terdapat pidato Bung Tomo yang disiarkan terus menerus melalui radio untuk membakar semangat arek-arek Suroboyo.
kondisi pertempuran kala itu
Isi pidato Bung Tomo
Yah, ulasannya kurang ciamik. Lebih bnyak curhatnya, hehe
BalasHapusphotonya juga terlampau narsis, gila popularitas ya? haha
hahaa.. iya kemarin ngantuk mas.. sudah buka banyak referensi.. nanti saya tambah2.... bnyak deadline ngeblog..
BalasHapusiyo kurang oke nih ulasannya.
BalasHapuspenonton kecewa.. masih mending punya saya, meski dikit info tapi fotonya oke2... huahahahaha
*narsisme buanged!!