***
Bermula dari sudah lama tidak transaksi menggunakan kartu ATM, saya lupa nomer PIN ATM. Mampus!. padahal cuman 4 digit saja. Ya manusia memang memiliki jangka memori yang sangat istimewa :D *ngales
Akhirnya setelah sukses saya lupa 4 digit pin ATM saya sebanyak 3 kali, kulajukan motor ke kantor cabang bank saya menabung.
"Selamat siang, Pak" sapa mbak CS bank ini. (dalam hati, "Maaf mbak, saya masih muda, ini jenggot dan kumis palsu kok")
Terjadilah dialog perihal keluhan saya dan anggukan paham si mbak ini.
"Maaf Pak bisa dibantu jawab, nama Ibu siapa?" uji mbak seragam biru ini. Dengan enteng kujawab.
Setelah itu, ku kira mau tanya nama bapak juga, eh ternyata "Nomer telepon rumah, Pak?"
Saya ingat, awal registrasi nasabah dulu yang ditanya juga nama ibu. Belum tahu kenapa, tapi inilah keistimewaan ibu.
Tiba-tiba, teringat perjuangannya mengantar saya bolak-balik Malang untuk tes. Saya sudah lama tersadar, saya belum pernah bisa membuatnya tersenyum. Malah mengiris berulang kali.
Ingin, membuatnya tetap tersenyum. Senyum seperti saat mengurus ribetnya pendaftaran, pengumuman lolos, seleksi, lolos dan seleksi lagi.
Entah kenapa, jangan juga ditanyakan, kenapa ibu sosok yang istimewa.
*Ingatkah juga nggak ada hari Bapak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sempatkan untuk memberi komentar..