Setiap perkataan itu doa. maka sebaiknya setiap berkata usahakan yang baik-baik. dan itu benar, saya sendiri merasakan.
Dulu pingin kuliah di sekolah kedinasan ini dari jaman SMP, pingin bikin bapak ibu seneng dan bangga. Tahun pertama lulus SMA awalnya dikira nggak terkabul. eh setaun kemudian diterima dan mengabdi ke negara dari sekolah ini. Alhamdulillah!
Dulu pingin kerja di bidang IT, eh susah bgt. 2 kali ganti kuliah ttp bukan jurusan IT. uda putus asa dan menekuni bidang lain. bertahun-tahun kemudian eh di kantor sekarang dapat job jadi tim IT support. Keren ya cara Nya mengabulkan keinginan kita.
Dulu pas mau penempatan, liat2 formasi yang ada, ternyata kantorku sekarang ini banyak butuh formasi sesuai dgku. Aku sempat cerita dengan senior2 kantor magang gimana kalau aku milih kantor ini (krna kemungkinan mmg kans definitif di pulau ini),mereka mengiyakan dan mendoakan
tapi waktu milih nama kantorku nggak ada. akhirnya milih lain, itu juga random mengingat nilai jg nggk bagus2 amat. sempat pasrah mau ditempatkan dimana. Lama magang dan ojt, eh definitif di kantor persis yang saya pingin dulu, KPDDP ini.
Sungguh. saya rasakan sendiri. :)
Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah mengabulkan doa kita, walau hanya berkata kata dan mantap yakin dengan keinginan kita. Perkara belum dapat, itu bukan nggak terkabul. Tapi Allah mengabulkan disaat yang tepat.
Lantas, surprise apa lagi ya yang bakal diberikan Nya? Wallahu'alam.. yang jelas kerenlah hadiahNya, banyak hikmah dan berkah yang dipetik. :)
Sampe sekarang mungkin ada doa dan harapan yang belum terkabul.. Tapi saya nggak merasakan kecewa, karena Allah menggantinya dengan hal lain yang lebih kita butuhkan, ditambah bonus yang banyaak...
Halo
sobat blogger dimanapun kalian sedang membaca. Kali ini saya bakal mengulas dua
produk smartphone android yang kece habis. Apa sih kelebihan dan kekurangan
dari masing-masing gadget ini sampai saya tertarik mengulas dan bandingin?
Eh
bentar-bentar, sebenarnya apa sih dua produk itu?
Nah
sobat blogger, dua produk yang pingin saya kenalin dan bandingin
adalaah….*Jrengg jreeng jreennngg …… Smartfren Andromax Z dengan Samsung Galaxy
Grand Duos. Yihaa..!
Sedikit
cuplikan, nanti bakal saya ulas satu persatu spesifikasinya dibandingin bagian
per bagian, bakal ada ilustrasi gambar yang membantu, nah nanti bakal ada video
menarik, tentu aja tentang dua produk ciamik ini.
Andromax
Z dan Galaxy Grand –disingkat gitu ya- merupakan smartphone yang punya
spesifikasi yang mirip, punya keunggulan masing-masing produk, namun selisih
harga keduanya cukup berbeda, bisa sekitar 400-500 ribuan. Untuk harga, saya
berani bilang kalau Andromax Z lebih terjangkau dompet harganya daripada Galaxy
Grand. Eits tunggu dulu, Andromax Z bolehlah menang harga lebih murah, lantas bagaimana dengan kualitasnya?
harga dan penampakan Andromax Z dan Galaxy Grand (pict: video Sobat HAPE)
Nah,
makanya kita adu mereka agar bisa memberi gambaran sobat blogger nih, yang lagi
menimang-nimang dua gadget ini untuk dibeli salah satunya. Kalau bisa murah,
tapi juga tidak kalah kualitas, ingat prinsip ekonomi lah pokoknya, hahaha….
Hem….
Off the record bentar ya. Hehe…
Meski
saya belum punya kedua gadget itu, masih pegang Andromax U Limited edition beli
setaun lalu, tapi saya berusaha memberikan ulasan perbandingan terbaik. Saya
sudah membaca puluhan review kedua produk tersebut, nonton video unboxing kedua
gadget itu biar lebih nyata terlihat ditambah lagi nonton video di akhir
tulisan nanti, hingga akhirnya saya terinspirasi memposting tulisan ini biar
bisa jadi referensi sobat blogger semua.
Masih
out of the record ya… hehe…
Sebenarnya
bukan nggak kenal sama sekali sih. Banyak kawan saya pake Galaxy Grand, jadi pernah tau dari penggunaan mereka
sehari-hari. Kalau Andromax Z, pernah liat waktu ada stand Smartfren di Pantai Losari
Makassar. Sempat nyobain rasanya gadget ini di tangan. Semoga suatu saat bisa
memiliki lah ya.. J
hehehe…
Okelah,
mulai mereview keduanya. Diawali dari yang pertama menyentuh telapak tangan
kita:
BODI
Kedua
smartphone ini memiliki body berbahan dasar plastik yang ringan dan nyaman pada
genggaman. Cover belakang Andromax Z memakai plastik berjenis doff,sehingga
kalau dipegang telapak tangan tidak meninggalkan bekas minyak atau sidik jari
yang kadang malah membuat kesan kotor.
Sedangkan Galaxy Grand memiliki bercover belakang jenis glossy, yang
bisa meninggalkan bekas telapak tangan setelah dipegang meski dapat menimbulkan kesan mewah mengkilap.
penampakan belakang Andromax Z dan Galaxy Grand (pict: video Sobat HAPE)
Tepian
dua jenis gadget ini membulat, hanya saja bentuk dasar Galaxy Grand memang
condong nampak membulat, sedangkan untuk Andromax Z sudutnya lebih tegas
meskipun juga membulat, sehingga terlihat lebih kotak bujur sangkar daripada
Galaxy Grand .
Pada
Andromax Z terdapat lempengan logam berbentuk persegi panjang tepat di atas
kamera, menambah cantik komposisi bodi belakang plastik dengan lempeng logam.
Untuk dimensi, Samsung Galaxy Grand Duos mirip dengan Galaxy S III, sedangkan
pada Smartfren Andromax Z jika diamati dimensinya sebanding dengan Galaxy Note 2.
Keduanya memiliki ketebalan cukup tipis kurang dari 1 cm. Untuk Andromax Z
tebalnya sekitar 8.9mm dan untuk Galaxy Grand Duos ketebalannya 9.6mm.
perbandingan dimensi apabila ditumpuk (pict: video Sobat HAPE)
LAYAR Keduanya memiliki
layar yang cukup canggih di kelasnya. Andromax Z mengusung layar 5.5” dengan
kategori layar High Definition resolusi 1280x 720 pixel. Cukup lebar dan puas
bila dipakai nonton video atau bermain game, atau baca-baca ebook. Selain itu,
memiliki layar yang lebar tentu memudahkan dalam mengoperasikan smartphone ini.
Andromax
Z menggunakan teknologi layar IPS sehingga meskipun kita melihat dengan sudut
yang miring nih, masih terlihat jelas hingga kemiringan 178 derajat. Layar
jernih menggunakan teknologi One Glass Solution.
perbandingan layar Andromax Z (bawah) dan Galaxy Grand(atas)
(pict: video Sobat HAPE)
Sedangkan
Galaxy Grand tampil dengan ukuran layar lebih kecil, yakni berdimensi 5” dengan
layar TFT dan resolusi 800x480 pixel. Dengan spesifikasi layar demikian, akan
terlihat perbedaan yang cukup signifikan. Ukuran layar yang lebih kecil
ditambah resolusi yang kecil juga dari Andromax Z membuat tampilan ikon di
Galaxy Grand lebih besar namun member kesan kurang halus.
Desain
tampilan depan Andromax Z sangat minimalis tanpa tombol fisik seperti yang ada pada
Galaxy Grand dengan fungsi home. Andromax Z menyediakan 3 tombol virtual sentuh
yang berfungsi sebagai back, home serta menu. Pada Galaxy Grand, selain terdapat
tombol fisik home, juga terdapat tombol sentuh back dan menu. Apabila ingin mendapatkan
tampilan home yang full screen, tombol virtual ini bisa disembunyikan,
sedangkan fitur ini tidak tersedia di Samsung Galaxy Grand.
tombol Home pada Galaxy Grand (pict: video Sobat HAPE)
tombol virtual Andromax Z (pict: video Sobat HAPE)
KAMERA
Mengulas
kamera merupakan bagian yang penting. Trend saat ini kalau bisa setiap saat membawa
kamera di saku, karena momen tidak pernah tau datang kapan. Nah untuk itulah kehadiran
kamera yang canggih pada smartphone yang bisa menghasilkan gambar baik sangat dicari
kebanyakan orang. Termasuk pada Andromax Z maupun Galaxy Grand Duos.
Kedua
hp canggih ini dibekali dua kamera, depan dan belakang. Andromax Z dibekali kamera
2 MP di kamera depan dan di belakang 8 MP. Resolusi yang sama juga terdapat pada
Galaxy Grand Duos.
Untuk
kemampuan menangkap gambar, kedua kamera belakang baik yang dimiliki Andromax Z
maupun yang dimiliki Galaxy Grand Duos, memberikan hasil jepretan yang baik. Ini
karena keduanya memiliki spesifikasi kamera yang sama.
Hanya
kalau diperhatikan dengan seksama, hasil gambar Galaxy Grand lebih detail. Namun
adanya fitur HDR pada Smatfren Andromax Z mampu memberikan performa yang dapat menandingi
Galaxy ,karena di Galaxy Grand tidak bisa didapat fitur ini.
Fitur
menarik lain yang bisa dijajal di kedua smartphone yakni keduanya memiliki
continuous shoot, bisa digunakan untuk mengambil gambar bergerak dengan beberapa
jepretan sekaligus dalam sekali tekan. Pada pemakaian fitur ini, Galaxy Grand
Duos mampu menjepret 20 gambar dalam sekali tekan, sedangkan untuk Andromax Z bisa
mencapai 99 gambar dalam sekali tekan. Namun yang perlu diperhatikan, keunggulan
utama bukan terletak pada jumlah gambar yang dihasilkan tetapi yang perlu diperhitungkan
adalah kecepatan kamera mengambil gambar sehingga menghasilkan gambar yang
tajam dan baik.
GRAFIK
Nah,
sobat blogger yang demen ngegame atau
nonton film, bagian ini yang ditunggu, ulasan mengenai grafik. Andromax Z
mengusung mesin grafis GPU PowerVR SGX 544, yang membuat para gamer betah menggunakan
gadget ini karena bisa memainkan game-game 2 dimensi maupun 3 dimensi member kepuasan
yang maksimal. Sedangkan mesin grafis pada Galaxy Grand adalah GPU VideoCore IV,
juga baik dalam menampilkan grafik game, hanya saja apabila game memerlukan detil
grafis tinggi, Galaxy Grand belum mampu menyajikan performa terbaiknya.
Penjelasan lebih lengkapnya akan tersaji dalam bentuk tabel perbandingan
keduanya.
SUARA
Saat
Sobat blogger memutar musik, sekilas tidak akan jauh berbeda dari sisi tampilan.
Keduanya memiliki player yang default bawaan Android. Hanya saja soal kejernihan
suara, sobat blogger bisa menikmati dentuman musik yang jernih di Andromax Z
karena dilengkapi dengan fitur Dolby Digital Plus, sehingga kualitas suara yang
dihasilkan lebih maksimal. Penggunaan Dolby Digital Plus pun bisa disetting
sesuai penggunaan kita, untuk mendengarkan music, nonton film, atau bermain
game. Tentu saja, apapun aktivitas sobat dengan Andromax Z, telinga kita bakal
dimanjakan dengan kejernihan suara yang dihasilkan gadget ini.
APLIKASI
DEFAULT
Untuk
aplikasi default, Andromax Z maupun Galaxy Grand mengupgrade sistem androidnya,
sehingga akan dijumpai aplikasi-aplikasi default yang memudahkan pekerjaan kita
tanpa harus kita mendownload dari google play terlebih dahulu. Disamping itu ada aplikasi default pabrikan
masing-masing guna mendukung layanan, seperti pada Smartfren terdapat
SmartfrenStore atau Connex Guide sebagai panduan untuk menggunakan layanan
Smartfren.
Rivalnya
Galaxy Grand, terinstal lebih banyak aplikasi-aplikasi default. Hanya saja
aplikasi yang terinstal jarang digunakan sehingga malah membuat kapasitas
penyimpanan storage memori menjadi berkurang. Apalagi aplikasi ini tidak bisa
dihapus dengan mudah dari gadget kita.
KEUNIKAN
TAMPILAN
Ada
yang menarik saat kita membuka menu Galeri pada Andromax Z. Pada umumnya
sebenarnya ketika masuk menu galeri, tampilan sama dengan tampilan galeri
system android biasanya, berbentuk thumbnails kecil-kecil yang terbagi atas
folder-folder. Namun Andromax Z mampu mengupgrade tampilan thumbnails galeri
menjadi lebih hidup, karena kita disuguhi tampilan yang menarik berupa
slideshow pada foto dan pada file video akan diputar. Fitur unik ini tidak
dapat kita temui di tampilan galeri Galaxy grand Duos.
ANTUTU
BENCHMARK
Pada
bagian ini kita akan melihat detail CPU atau mesin yang bekerja untuk
menghasilkan tampilan yang ciamik, kemampuan menjalankan aplikasi dengan baik,
serta mampu menunjukkan performa kedua smartphone ini. Kali ini saya akan
menggunakan aplikasi Antutu Benchmark.
Sebelum
berbicara lebih jauh di bagian ini, sobat blogger perlu tahu dulu apa itu aplikas Antutu Benchmark. Nah, Antutu
benchmark adalah aplikasi android yang membuat
standar atau patokan tertentu untuk mengukur kinerja sebuah gadget android. Ukuran
standar ini mencakup pengujian terhadap kinerja memori, CPU Integer
Performance, CPU Floating Point Performance, performa grafis 2D dan 3D,
kecepatan membaca-menulis pada kartu SD atau memori, serta database IO. Antutu sebenarnya
bukan satu-satunya aplikasi di bidang benchmark, namun karena
detail informasi yang dapat diberikan dengan sekali dijalankan, saya memilih
aplikasi ini untuk membandingkan Smartfren Andromax Z dan Samsung Galaxy Grand
Duos.
Saya dapat membandingkan hasil tes antutu meskipun saya nggak
memiliki keduanya, hehe.. Hasil uji coba saya dapat dari list video comparison
product Smartfren. Screenshotnya tampak seperti berikut ini.
perbandingan score Antutu Benchmark Andromax Z (kanan) dan Galaxy Grand (kiri)
(pict: video GadgetGaul)
Nampak kalau ada selisih sekitar 6000 poin dengan keunggulan
pada Andromax Z. Kalau mau mencoba, silakan kalau sobat kebetulan bisa
mempersandingkan keduanya.
Lebih
detail dan mudah mengamatinya, simak tabel perbadingan kedua gadget ini.
Tabel
Perbandingan *fathoniawan.blogspot.com
No
Item
Smartfren Andromax Z
Samsung Galaxy Grand Duos
1
SIM
Micro RUIM CDMA & Micro SIM GSM
Optional Dual SIM (micro SIM)
2
Jaringan
CDMA EVDO + GSM
HSDPA + GSM
3
Dimensi
155 x 76.5 x 8.9 mm
146.8 x 75.3 x 9.6 mm
4
OS
Android 4.2 Jelly Bean
Android 4.3 Jelly Bean
5
Tipe Layar
IPS LCD, capacitive touch screen
TFT capacitive touch screen
6
Resolusi
720 x 1280 pixel, 5.5 inci
800 x 480 pixel, 5 inci
7
CPU
Quad Core 1.5GHz
Dual Core 1.2 GHz Cortex-A7
8
GPU
PowerVR SGX 544
VideoCore IV HW
9
Memori Internal
1 GB RAM & 8 GB ROM
1.5 GB RAM, 8 GB
10
Storage
MicroSD slot up to 32 GB
MicroSD slot up to 64 GB
11
Kapasitas Baterai
2500 mAh
Li-Ion 2100 mAh
12
Suara
Dolby Digital Plus
-
13
Loudspeaker
Ada
Ada, Voice 66dB, noise 66dB, ring
75dB
14
Kamera
Belakang: 8 MP, auto fokus dan LED
flash
Depan: 2 MP. Bisa Video
Belakang: 8 MP, auto fokus dan LED
flash
Depan: 2 MP. Bisa Video
15
Wifi
Ada, 802.11 b/g/n
Wi-Fi 802.11 a/b/g/n
16
Bluetooth
Ada, v3.0
Ada, v4.0, A2DP, EDR, LE
17
USB
microUSB v2.0
microUSB v2.0
Nah
seperti janji saya di awal tulisan ini, agar apa yang direview dan saya
bandingkan ini seolah hadir nyata di hadapan sobat blogger, Smartfren punya dua
video yang mengulas perbandingan dua produk ini. Video di youtube ini dibuat oleh akun
Sobat HAPE
Video Komparasi by Sobat HAPE
Akhirnya
semakin jelas kan perbandingan kedua smartphone itu? Soal pemenangnya, dalam
perbandingan ini tidak ada menang kalah karena kedua smartphone memiliki
keunggulan masing-masing.
Namun perlu ada catatan bahwa apabila dibandingkan
harganya, Samsung Galaxy Grand Duos dibanderol dengan harga rata-rata 3,2 juta
hingga 3,5 juta. Sedangan Smartfren Andromax Z pabrikan HiSense ini bisa
meluncur di kantong sobat blogger dengan harga 2,8 juta. Dengan spesifikasi
yang sudah ditulis, Andromax Z hadir dengan harga lebih murah namun mampu
memberikan kualitas yang terbaik. Isitlahnya saya sih, produk Smartfren ini anti dompet tipis, murah tapi nggak murahan, nggak bakalan bikin dompet jadi menangis. Hehehe...
Setelah
baca-baca perbandingan di postingan ini, jadi pingin kan punya gadget canggih
ala Andromax Z? makanya yuuk ikutan lomba nulis blog, atau lomba menulis Smartfren di kompasiana atau kompetisi #SemangatBerbagi yang lain. Hadiahnya
fantastis, Andromax Z dapat sobat miliki gratis, mantap kan?
Siapa
mau?
Ayo
sobat blogger persiapkan tulisan terbaikmu, ikutin #SFAndromaxBlog#SemangatBerbagidan pantengin terus fanspage
official Smartfren di http://www.facebook.com/smartfren
dan follow twitternya: @smartfrenworld serta subscribe akun youbtubenya: https://www.youtube.com/user/smartfrenworld.
Kalau kalian bisa memberikan hasil terbaik dan beruntung, maka siap-siap gadgeh
canggih Andromax Z akan meluncur ke rumah sobat.
Oke
sobat blogger, sampai disini dulu posting blog saya, semoga bermanfaat buat
yang butuh perbandingan atau yang bingung mau pilih Smartfren Andromax Z atau
Samsung galaxy Grand Duos. Atau bisa jadi referensi gadget sobat blogger.
Sampai jumpa pada posting berikutnya.
*sumber tulisan:
www.smartfren.com, fanspage smartfren,
video akun smartfrenworld, video unboxing Andromax Z dan Galaxy Grand Duos, gsmarena.com
Menjadi presenter acara jelajah alam sepertinya
menyenangkan, apalagi di bagian menyusuri sungai dengan menaiki perahu kecil
berisi 4-5 orang saja. Begitulah khayalanku tiap liat program televisi jelajah
alam, saya nggak ingat acaranya.
dimanakah ini? :D
Akhirnya, wow Alhamdulillah! Perjalanan seru menyusuri
sungai dengan pinggiran tumbuhan bakau diitari dengan karst dan pegunungan
kapur, membuat hari terakhir long weekend tengah April ini mengesankan. Tebak
saya kemana? Yap, karst di desa rammang-rammang dan Desa Berua di Kabupaten
Maros, Sulawesi Selatan.
Selfie si Agung nih! *ikutan :P
Awalnya saya bimbang ingin ikut ajakan Ardi dan temannya si
Agung ke Maros, mau lihat karst, batuan yang unik, eksotis dan katanya bagus.
Sebenarnya saya tertarik ikut, penasaran juga datang langsung melihat karst
dari dekat. Terlebih kata si Ardi, karst di Rammang-Rammang ini konon terbesar
kedua di dunia setelah China, kata si Ardi dari hasil browsingnya. Cuman karena
dua hari kemarin kaki saya gempor diajak jalan-jalan (dalam arti sebenarnya,
jalan kaki!) dari Lapangan Karebosi ke Pantai Losari via Fort Rotterdam PP,
hari kedua ke Pulau Samalona dan sama aja jalan kaki menuju dermaga
penyeberangannya dari Lapangan Karebosi, jadinya hari Minggu pingin
ngistirahatkan kaki saya. Apalagi esoknya sudah ngantor lagi. Temen-temen sekos
juga diajak pada absen semua, milih bentangin selimut dan tiduran lagi. Saya
juga terpancing bermalas ria, tapi melihat semangat Ardi yang menggebu-gebu
bolak-balik kamar saya buat nawarin ikut, akhirnya saya bergegas mandi dan
ikut. Kami berangkat menuju Terminal Daya sebagai meeting point kami bertiga.
Terminal Daya ini merupakan terminal di kota Makassar.
Biasanya ini jujugan angkot lintas kabupaten maupun bus antar kota. Setelah
kami beli bekal berupa air mineral dan snack juga roti selama di perjalanan
nanti, kami beranjak mencari angkot jurusan kabupaten Pangkep. Letak Karst
Rammang-rammang memang diantara Pangkep dan Maros, hanya saja pintu masuknya
terletak di kabupaten Maros. Angkot atau dikenal dengan sebutan pete-pete di
Makassar ini, berwarna biru cerah langit. Untuk membedakan jurusannya biasanya
terpampang di kaca depan, atau tanya langsung pak sopirnya tujuan kita benar
nggak angkot itu.
Dari terminal Daya, nanti bilang daeng sopirnya untuk turun
di pertigaan Semen Bosowa. Biasanya perlu waktu 30 menitan, kalau hampir sampai
tandanya nanti keliatan gunung kapur di sisi kanan jalan. Tarif angkot dari
Terminal Daya Makassar ke pertigaan semen Bosowa dipatok harga 10 ribu rupiah.
Di pertigaan itu kita menyeberang jalan, ambil jalan masuk ke kanan. Disini
kita akan berjalan kaki di tengah terik matahari siang itu. Di sepanjang jalan
kerapkali melintas truk truk besar bermuatan kapur yang dikeruk dari gunung
kapur ini untuk bahan baku semen. Bisa dibayangkan gunung kapur yang mulai
bolong-bolong dikeruk oleh alat-alat berat pengeruk tambang. Hmm serem.. Meski
demikian, semoga karst rammang-rammang tetap terjaga kelestariannya.
Beberapa meter setelah
melangkahkan kaki melewati Gardu Induk PLN Maros, di sebelah kiri ada gapura desa Rammang-Rammang ada tulisan Karst. Kami
bertiga masuk ke daerah itu. Tak lama setelah kami berjalan di jalan cor semen
selebar badan truk besar, kami disuguhi pemandangan ciamik. Kiri kanan
terbentang hamparan sawah dengan latar gunung karst, seakan-akan melindungi
sawah ini dari tiupan angin.
Menyusuri pematang sawah dengan latar karst!
Perjalanan tidak kami lanjutkan melalui jalan cor
itu. Kami kearah kanan areal persawahan. Si Ardi yang punya inisiatif
menyusuri sawah untuk dapat spot bagus bebatuan karst yang berada di areal
persawahan.
Lucu dan seakan kembali ke nostalgia masa kecil silam.
Menyusuri pematang sawah yang becek, kanan-kiri sawah yang terendam air,
melihat kawanan bebek yang berenang riang di areal sawah yang tergenangi air,
juga melihat kerbau mandi di kubangan air dengan sesekali melahap rerumputan.
Menyegarkan melihatnya meski terik matahari sangat menyengat siang hari itu.
lukisan langit karst dan hijaunya rumput menjadi suguhan sempurna. Hmmm kali nggak ada orang lebih sempurna, haha
Asyik berjalan tak sadar kami dibuntuti dua anak kecil kakak
beradik. Mereka tour guide kami, menunjukkan jalan kemana kita harus lalui,
turut berhenti kalau kami istirahat atau kami sedang ingin foto-foto. Tak jarang mereka pun juga ikut foto, bahkan
beberapa kali setengah memaksa Ardi agar difoto.
Karst dengan cekung seirama di bagian tengahnya. masih bertanya-tanya, kenapa bisa begitu?
Setelah lama kita berjalan,
naik turun karst juga untuk mencapai spot yang lebih ciamik, ternyata di balik
jejeran karst terdapat rumah panggung. Rumah ini digunakan anak-anak untuk mengaji
atau biasa dikenal dengan sebutan TPA. Pantesan saya awalnya terheran-heran,
kenapa anak sekecil ini bisa keluyuran sampai di kawasan karst yang medannya
cukup tajam dan terjal dilalui. Ternyata memang mereka hendak mengaji, hanya saja
seneng ngutit di belakang kami.
anak-anak yang menemani kami
TPA di tengah sawah
Setelah puas menjelajah pematang sawah dan mengambil
beberapa spot untuk foto, kami mencari tempat teduh untuk istirahat. Ardi dan
Agung melahap bekal sarapan mereka, sedangkan saya karena sudah sarapan, jadi
hanya menghabiskan seiris roti dan susu full cream. Suhu udara yang panas
ditambah dengan jarangnya angin sepoi yang berhembus membuat bekal air minum
kami semakin menipis. Saya yang termasuk boros minum ini hampir habis 1 botol
air mineral ukuran tanggung dari 2 botol ukuran serupa yang saya bawa. Semoga
cukup, batinku.
Istirahat dulu, melahap bekal. Depan si Ardi, belakang si Agung
Saat istirahat, kebetulan kami bertemu dengan penduduk
sekitar yang pulang dari bercocok tanam. Dari bapak itulah kami tahu letak
dermaga Rammang-rammang, lokasi persewaan perahu yang akan kami pakai untuk
menyusuri sungai Pute menuju desa terisolir namun cantik bernama desa Berua.
Berasa di jaman batu
eksotis keren (abaikan orangnya, hahaha)
Lubang di tengah batu karst yang besar
Desa Berua, Desa Eksotis
Dirasa cukup waktu beristirahat, kami melanjutkan perjalanan
menuju dermaga yang dimaksud bapak itu. Kami balik ke arah jalan masuk gapura
desa rammang-rammang tadi. Setelah keluar dari gapura warna biru tadi, kami
belok kiri. Kalau dari arah pertigaan semen Bosowa tadi ya tinggal lurus saja
sampai ketemu jembatan. Di bawah jembatan itulah dermaga perahu untuk ke desa
Berua. Tariff perahu bermacam-macam, tergantung dengan ukuran perahunya. Harga
yang dipatok berkisar Rp 200-300 ribu. Hanya saja, kami bertiga nego sehingga
bisa dapat harga Rp 150 ribu PP. Yey! Tak lupa sebelum berangkat berlayar, kami
membeli bekal air mineral di toko kelontong dekat jembatan ini.
superb!
Subhanallah, perahu mulai bergerak dan mulai menyusuri
sungai dengan kiri-kanan ditumbuhi tanaman rawa yang lebat dan bakau juga.
Langit cerah kebiruan menghias latar gunung kapur yang gagah terbentang
mengelilingi sungai. Beberapa kali bahkan perahu harus lewat di bawah goa atau
diapit karang-karang bebatuan. Keren, ini baru jalan-jalan. Saya yang dulu
sering menikmati di televisi perjalanan menyusuri sungai itu, kini saya bisa
rasakan sendiri. Alhamdulillah! Bersyukur saya bisa menikmati kuasa Illahi ini.
Naik perahu pun ada sensasi tersendiri. Apalagi kalau kita
duduk di ujung depan perahu, sensasi belok kanan tikung kiri, menghindari
bebatuan di tengah sungai, masuk di antara karang yang sempit bakal jadi
sensasi tersendiri, seolah mengemudi perahu itu. Alhamdulillah!
Pemandangannyaa....
Ini juga kereen, lewat bawah gua batu
perahunya seperti ini, yang papasan, keren kan
Sekitar 15 menit perahu berjalan, kami sampai di desa Berua,
desa yang dikelilingi gunung-gunung kapur yang membentang dengan indahnya. Di
desa ini ditinggali 15 kepala keluarga. Mata pencaharian mereka diantaranya
bertani, tambak ikan, dan usaha sewa perahu seperti bapak yang tadi. Kebanyakan
hasil bertani maupun ikan-ikan mereka manfaatkan sendiri untuk kebutuhan makan
sehari-hari. Tak lupa setelah menurunkan kami, bapak tadi menawarkan untuk
mampir ke rumahnya untuk sekedar minum. Kami pun berterima kasih atas
kebaikannya dan juga yang penting bikin janji kapan kami dijemput.
selamat datang di desa Berua
Di antara 15 KK disini, ada semacam kepala desa ini. Namanya
pak Beta, atau Daeng Beta. Rumahnya panggung, paling dekat dengan akses menuju
goa telapak tangan. Di rumahnya, setiap pengunjung wajib menulis identitas di
buku tamu. Oya, di desa Berua, selain banyak sekali spot untuk mengambil foto,
disini juga terdapat goa telapak tangan manusia purba. Konon katanya di goa ini
dulu ditinggali manusia purba. Kami sebenarnya juga kesulitan mencari telapak
tangan manusia purba itu, meski kami bergabung dengan rombongan 4 orang dari
Makassar. Tapi yasudah gag papa yang penting sudah ketemu gua nya.
berlatar gunung kapur keren
Sambutan hangat desa Berua
Terima kasih ya Allah memberiku kesempatan ke bumi indah Mu ini.
Perjalanan menuju Goa Telapak Tangan Purba
Mencari "Bidadari"
Dirasa cukup menikmati desa Berua dan perahu jemputan juga
sudah waktunya datang, kami pamit Daeng Beta untuk pulang. Kebetulan perahu
yang akan kami tumpangi sudah standby di dekat jalan masuk desa ini.
Puas dengan desa Berua, jangan keburu pulang dulu. Karena
ada telaga Bidadari yang patut dikunjungi juga. Untuk mencapai telaga ini,
bilang saja ke bapak pengemudi perahu minta diturunkan di telaga bidadari. Dari
tepian daratan itu kita akan berjalan sekitar 10 menit mencapai telaga yang
dimaksud. Nanti bakal ada penduduk yang mengantar kita hingga ke telaga.
Trek jalan ke telaga bidadari sangat bermacam-macam. Trek
awal masih areal sawah, selanjutnya jalan mendaki cukup curam, terus melalui
terowongan batu yang mengharuskan menunduk. Trek yang menantang selanjutnya
berjalan di rawa-rawa yang agak berlumut, hiiihii… Terakhir kita menuruni
daratan hingga sampai di telaga/taman bidadari yang dimaksud.
Disinilah bidadarinya, haha *mana?
Telaga atau di plakat disebut taman bidadari tidak terlalu
special dari sisi pemandangan. Hanya saja tempat ini unik, mirip seperti
kubangan tapi seperti tertata rapi pahatan-pahatan batuannya. Tempatnya yang
lebih rendah dari dataran menyebabkan telaga ini Nampak tersembunyi. Mungkin
karena eksotis inilah disebut telaga bidadari. Kami sempatkan untuk membilas
kaki dan mencuci muka di telaga ini. Lumayan segar. Tak lupa kegiatan yang
terpenting kami, foto-foto. :D
Setelah menyegarkan diri di telaganya bidadari ini, kami
kembali ke perahu dan melanjutkan perjalanan pulang. Di bawah terik matahari
sore yang masih menyengat panas untuk ukuran kota di sekitar garis lintang 0
derajat, kami berjalan hingga pertigaan semen tadi. Pas kami sampai di
pertigaan, pas ada angkot ke terminal Daya lewat. Sip! Akhirnya kami pulang
dengan selamat, tenang dan senang.
Mau kemana selanjutnya? Hehe…
Rincian biaya :
Angkot jurusan pangkep
dari Terminal Daya ke pertigaan: Rp. 10.000
Sewa perahu: Rp 150.000 PP
Tukang pijat kaki: gratis,
minta teman kos. Hehe
Air minera dan lain-lain
harganya ratarata sama dengan di Makassar.
Weekend di pertengahan April ada libur panjang tiga hari.
Bagi saya yang tidak bisa pulang kampung, ya saya jadwalkan untuk jalan-jalan,
meskipun belum tau kemana. Eh secara kebetulan, teman saya si Ardi datang dari
kota nan jauh disono (lebay) bernama Majene, yak! Niatannya ke Makassar mau
ngambil barang titipan di temannya sekaligus mau liburan di Makassar. Wah
kebetulan. Saya ngajak personel dari kos si Dafit, dia mau. Jadilah hari Jumat
setelah shalat Jumat saya dengan Dafit berangkat ke benteng Fort Rotterdam dan
Pulau Losari, sedangkan si Ardi dan temannya dari Salatiga, si Agung sudah
berangkat dari pagi.
Sunset di Losari
Duo KPDDP Jawa di Makassar
Usai “menikmati” kawasan pantai Losari juga setelah
mencicipi kuliner pisang epe, akhirnya terbesit rencana keesokan harinya untuk
menyeberang ke pulau sebelah. Ada banyak pulau, tapi yang paling favorit
jujugan pengunjung itu pulau Samalona. Malam itu juga saya menghubungi
teman-teman yang berminat ikut ke Pulau Samalona. Terkumpul ada tujuh orang
yang ikut. Agak disayangkan juga sih, karena perahu yang kami tumpangi nanti
bisa muat 8-10 orang, itu artinya iurannya juga makin dikit, hehe…
menikmati pisang epe, pisang dibakar dikasi kecap :D
Keesokan harinya, pagi hari kami sudah di sekitaran benteng
Fort Rotterdam. Akses menuju benteng sekaligus penjara Pangeran Diponegoro ini
sebenarnya cukup mudah, hanya saja angkot (di Makassar istilahnya pete-pete)
dari Sentral menuju Fort Rotterdam tidak ada. Kami memutuskan jalan kaki
menyusuri jalanan ibukota provinsi Sulawesi Selatan ini hingga akhirnya kami
menemukan kawasan benteng Fort Rotterdam. Dari sini lah kami menyeberang
perahu.
Si Eko menikmati keindahan samudera ciee....
Harga sewa perahu relatif terjangkau, bisa juga dinego,
apalagi rame-rame. Sekitar 300-400 ribu sudah bisa dapat 2 atau 3 pulau
sekaligus. Oya, satu pesan saya nih, disini yang nawari perahu banyak dan agak “ganas”
nawarinnya. Kalau sudah nego harga, orang sana dianggap sudah deal. Berhati-hatilah,
kalau nggak jadi bilang saja nggak jadi, kalau kecewa bisa berantem ntar. Hehe..
Keceriaan di setelah shock!
Lanjut, setelah diskusi panjang dengan bapak pemilik kapal,
akhirnya kita sepakat berangkat. Pertama kali yang bisa kita lihat (saja) nampak
pulau Lae-lae. Pulau ini lumayan luas, dan berpenduduk. Kami sempat mengamati,
terdapat masjid juga di dalam pulau, di depannya juga terdapat banyak rumah
bagus. Kami tidak mampir karena kami rasa tidak ada yang bisa kita dapatkan
dari pulau ini, akhirnya kami lanjutkan ke pulau Samalona. Sesampainya di
Samalona, kami ditinggal dulu sama perahunya, karena dia mau cari penumpang
lagi. Setelah minta nomer hp bapaknya itu, ditinggallah kami “terdampar” di
pulau Samalona.
Papan tanda "pemilik" pulau
Pulau Samalona merupakan pulau kecil, dengan pinggiran pasir
putih bersih yang menawan, serta dikelilingi terumbu karang yang cukup bagus. Cuman
menurut saya, spot untuk snorkeling masih bagus di Taman Laut Bunaken, baik
dari terumbu karangnya maupun dari ikan yang bisa dilihat. Meski demikian,
banyak juga lho yang snorkeling. Kalau pingin katanya tinggal sewa alatnya
kalau tidak salah sekitar 50 ribu.
Banyak juga yang snorkeling, kalau saya masih oke yang di Bunaken :D
Di Samalona, apa-apa yang harusnya gratis bisa bayar. Tempat
duduk dari bamboo saja yang ditutupi terpal, yang di Jawa mungkin itu jadi
tempat duduk gratis bisa jadi bayar. Dua kursi disewa seharian harganya
100ribu. Mahal yak? Haha yasudahlah. Kita sudah terlanjur minta antar ibunya
untuk liat tempat duduknya seperti apa, jadi kalau batal malah bikin kecewa. Oya,
selain kursi, bisa juga sewa rumah. Harganya saya lupa tanya, kemungkinan ya
ratusan mungkin hampir menyentuh 1 juta.
Mengelilingi Pantai
Oya, di pulau ini kalian cuman perlu waktu 30 menit untuk
mengelilingi pulau ini. Aktivitas yang bisa dilakukan ya berenang, nyantai di
kursi yang sudah disewa, snorkeling, diving, main pasir atau utamanya
foto-foto, haha..
Soal makanan, penjual di pulau ini menawarkan berbagai
makanan. Ada gorengan-gorengan (pisang goreng dan sukun yang dicocol sambal),
ikan bakar, berbagai nasi, kelapa muda juga. Rata-rata harga di Samalona
selisih 10 ribu (weeew) dengan di Makassar. Padahal Makassar dengan hombes Jawa
aja sudah selisih 5 ribuan, hahaha.. kami hanya membeli gorengan 30 ribu,
dikeroyok kami bertujuh. Sempat ditawari kelapa muda, cuman harganya 20 ribu,
bisa-bisa dompet saya jadi haus juga.
Hap hap!
Puas bermain-main di pantai, kami beristirahat di tempat
duduk sewa tadi sembari menunggu perahu jemputan datang. Meski ada terpal di
atas tempat duduk ini, tapi panasnya tetap saja menyengat. Jam 4 sore, akhirnya
perahu kami datang dan berakhirlah jelajah pulau Samalona ini ditandai dengan
injakan kaki kami di daratan pulau Celebes lagi.
latar belakang langit dan laut biru, dari kejauhan nampak kota Makassar
beberapa koleksi foto:
Dari kamera punya si Ardi.
Mereka hendak diving lho...
Kerennya perpaduan putihnya pasir, biru laut dan lukisan awan di langit, subhanallah!
taraaaa... *oposih!
Jawa di Samalona
Mau pulang ke Jawa
ini yang bikin gosong
Jawa keliatan ya di seberang itu? | depan itu Makassar mas!
Rincian estimasi biaya:
-Angkot di Makassar : Rp. 4.000
-Perahu ke pulau-pulau : Rp. 400.000 PP tergantung
nego harga, satu perahu muat hingga 10 orang