Rabu, Januari 26, 2011

Asah Kemampuan dengan Ikut Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA yuk, Seru!

Seperti kata pepatah 'kuno' (nggak terlalu kuno sih
"Pisau yang tidak diasah akan tumpul!"

Seperti itulah kemampuan manusia pada umumnya. Gambarannya seperti ini. Sekencang seorang atlet lari maraton senior, jika kini ia hanya duduk terdiam, akan kalah dengan pelari junior, bahkan pelari 'balap karung' sekalipun.

Tidak usah jauh-jauh membayangkan lah. Saya sendiri juga mengalami. Sebulan lalu, hari-hari saya penuh dengan menulis, utamanya berbentuk reportase. Ya, maklumlah belajar dan sedang magang di ITS Online, keredaksian website kampus ITS Surabaya. Setelah itu, vakum beberapa saat karena UAS. Setelah itu, ketika liputan dan nulis berita lagi, mati kutu. Gag tau apa yang mau saya tulis, gag tau bagaimana mengawali tulisan saya. 

Itulah mengapa, kita harus selalu mengasah kemampuan kita.
Itulah mengapa, Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA diselenggarakan.
Tak lain hanya untuk blogger, pecinta blog agar terus termotivasi nge-bLog, utamanya karena ada Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA.

Yap, posting kali ini saya akan membahas mengenai Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA.

Photobucket
Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA adalah salah satu dari beberapa rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun Kompas MuDA yang ke-4. Selain Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA, juga diselenggarakan Kompetisi Foto MuDA, Kompetisi Penulis MuDA, Kompetisi MuDA Musikustix dan Kompetisi Komik.

Rangkaian acara ini, termasuk Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA di dalamnya merupakan hasil kerja sama Kompas MuDA dengan AQUA. Tema yang diusung dalam acara ini (tidak hanya Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA saja), yakni It's About Us : Air Untuk Masa Depan.

Baik Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA maupun kompetisi yang lain, diikuti oleh siswa SMA dan Mahasiswa dengan patokan umur 15-22 tahun, kecuali kompetisi penulis MuDA hanya untuk siswa SMA

Saya sendiri mendapat info ini dari adik saya di KIR SMAN 1 Probolinggo. Mereka ingin ikut kompetisi Penulis MuDA, sedang saya sebagai tamu alumni, melirik ada Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA. Wah kesempatan nih bagi saya. Karena selain melatih kemampuan menulis saya secara kontinyu, Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA juga berhadiah dan tak tanggung-tanggung. Selain itu juga sebagai bukti eksistensi saya sebagai blogger.

Terakhir, ayo kawan-kawan blogger, ikuti Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA, batas pengiriman terakhir masih tanggal 15 Februari. 
Saya juga baru mulai konsen nulis untuk Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA (agak ketinggalan info juga sih, hehe)

Tapi gag papa, semangat kawan Blogger! 
Kalau mau tahu info lanjut, klik link Kompetisi Web Kompas MuDA & AQUA ini atau gambar di bawah ini :

Photobucket
terima kasih!
Muflih Fathoniawan

Berbagi Kebahagiaan di KIR SMA (AKIRA)

Senin lalu, dan sekitar tiga minggu lalu, saya menyempatkan diri untuk mampir ke SMA Negeri 1 Probolinggo, almamater tercinta. Dan sengaja saya datang tiap hari Senin, kisaran jam 3-5 sore. Memangnya ada apa yang membuat saya tertarik untuk selalu datang ke eks sekolahku itu? 
Masih jelas ingatan saya, 2-3 tahun lalu tiap hari Senin sore saya selalu hadir di sekolah.  Tak lain karena pertemuan rutin ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di hari itu, dan saya hadir sebagai penanggung jawab ekstra KIR semasa tahun 2008-2009. Istilah ringkasnya, ketua umum.

Bukan suatu hal yang mudah bagi saya, karena saya bersama pengurus lain harus menjadwal dan menyusun agenda, per-Seninnya, secara jelas dan gamblang, materi yang akan disampaikan. Bermacam-macam sih, mulai dari pengenalan karya tulis, cara menulis, mencari ide, outbound KIR, sampai nonton film bareng. Tak lain juga untuk mengembangkan pola pikir teman-teman anggota KIR agar tidak stagnan di dalam kardus saja. Terkadang kalau lagi musim lomba, ya musim juga konsultasi ke Bu Sri Indrarini, Pembina KIR SMAN 1 Probolinggo.

Intinya, menyajikan kegiatan yang menumbuhkan semangat kompetisi, karena output KIR adalah ikut lomba dan (Alhamdulillah jika) menang. Sampai saat ini, semangat kompetisi itu masih saya jaga, bahkan dalam menulis, saya yang kini lebih konsen nulis blog, ikut pula Kompetisi Web MuDA & AQUA. Tujuannya hanya satu, menjaga semangat kompetisi dan memacu semangat saya untuk menulis.

 Ya itu cumin intermezzo. Sekedar membuka lembar kenangan, torehan sejarah di catatan AKIRA (arek KIR SMASA). Hemm… Masa itu merupakan masa yang saya rasakan paling lama saya jalani. Kini, saat mengingatnya kembali, saya hanya tersenyum-senyum. Lucu, menggelikan.

Nah, kedatangan saya di forum rutin ekstra KIR itu sebelumnya memang sudah direncanakan, bahkan diwanti-wanti agar hadir.  Harapannya, ada pengalaman yang dapat dibagi. Saya tidak yakin, adik-adik saya bakal terinspirasi melalui cerita dongeng saya nanti (saya bukan sosok inspiratif, kawan!). ya… mudah-mudahan pengalaman saya (atau orang lain) yang saya ceritakan, bisa bermanfaat.

 Dan sesuai rencana, saya hadir dengan Prayuani, eks Bendahara kepengurusan 2008-2009 dan Ikhya’, pembantu umum di kepengurusan 2008-2009. Forum pun teralokasi kepada saya, untuk berbicara. Bingung bicara apa? Ada sih, tapi yang sampaikan adalah permasalahan yang dialami adik-adik saya, lontaran pertanyaan dari mereka. Mulai dari kenapa harus menulis, kenapa menulis itu sangat ‘mahal’, bagaimana mencari ide, hingga bagaimana mengatur jadwal hidup. Bahkan, betapa ‘emas’ seusia SMA sudah terbiasa menulis Karya Tulis, lebih lagi tergabung dalam KIR.  Tak hanya saya, Prayuani dan Ikhya’ kadang juga melontarkan argumen mereka.
Setelah adik-adik saya paham (atau memaksakan diri untuk paham, hehe) saya mengakhiri pembicaraan. Lega. Dan tentu saja senang, karena walau seperti ini saya, tapi setidaknya saya bisa member manfaat kepada adik-adik saya. [kunjungan kerja season I berakhir]

***

Beberapa pekan setelah ‘kunjungan kerja’ season I, saatnya menghadapi UAS. Tak lama kemudian, berjumpa dengan liburan. Bagi anak kos, tentu saja yang diidamkan adalah kampungnya. Saya juga demikian, pulang kampung (meski rumah saya tidak terlalu kampung kok).

Pulang dan tentu saja (kebetulan) bertemu Usda, wakil ketua KIR periode 2008-2009. Ternyata dia dengan Ramadhaning, dan beberapa yang lain punya rencana untuk datang ke ekstra KIR, Senin (24/1). Saya diajak. Sempat bingung, karena sebelumnya tidak ada rencana untuk datang ke ekstra KIR dalam jangka waktu yang berdekatan (antara kunjungan kerja season I dan season II). Tapi setelah dipikir-pikir lagi, apa salahnya, toh mungkin saja kemarin ada yang gag kebagian ‘oleh-oleh’ dari saya, hadir kala itu. Ya! Jawabku pada Usda.

***
Hari H. tepatnya jam 3 sore, hujan turun dengan anomali luar biasa. Sebentar deras, kalem, terang, lalu deras lagi, angin, kalem, tenang dan begitu seterusnya. Saya yang saat itu sedang mengambil laptop, mulai khawatir. Khawatir saya datang terlambat dan lebih khawatir lagi kalau teman-teman gag ada yang datang.

Satu persatu sms masuk dalam inbox hapeku, beberapa dari adik-adik KIR, menanyakan perihal kedatangan saya. Beberapa lagi, Usda mengirim sms yang memberitahukan bahwa dia, Dhaning, Ayu tidak bisa datang. Prayuani, on the way. Yang sedianya akan datang, batal. Sedangkan adik-adik menunggu saya dan teman-teman.

Deg! Jujur, saya juga ingin kedatangannya teman-teman saya satu kepengurusan. Paling tidak, ada yang dibagikan pengalamannya ketika masuk di dunia perkuliahan, karena rata-rata perguruan tinggi yang kami pilih berbeda-beda. Hujan juga bersikap tidak tegas, entah kala itu deras atau hanya rintik, saya nggak paham.

                                                                                                                         *penulis sebagai pembicara*

Benar saja, saya sendirian (akhirnya). Tapi tidak apa-apa, toh saya tetap bisa membagi pengalaman-pengalaman saya dan beberapa orang yang menginspirasi pada adik-adik. Saya tetap senang bahagia.
Ya karena saya tidak siapkan materi apa-apa, tetapi sore itu saya diminta untuk mengisi pertemuan, akhirnya pertemuan saya jadikan ajang curhat adik-adik. Kebanyakan pada Senin (24/1) sore itu, adik-adik bertanya mengenai  cipta inovasi pengelolaan air yang diadakan ITS (tepatnya teknik Lingkungan ITS, adik…). Latar belakang lombanya karena makin langka air untuk minum, seperti misi kompetisi Web MuDA & AQUA pikirku. Beberapa diantaranya mengaku kesulitan mempratekkan inovasi alat yang mereka usulkan, tidak hanya satu tim, tapi dua sampai tiga juga terkendala untuk mempratekkan alat.

Saya baca lagi brosur lombanya, ternyata lomba inovasi/gagasan, mungkin setaraf PKM Gagasan Tertulis. Akhirnya sebagai jalan keluar, saya berikan gambaran bahwa dalam karya tulis berupa gagasan berarti tidak perlu dipratekkan, tapi jika tulisan itu dibaca, bisa menyakinkan tim penilai bahwa gagasan itu bisa di realisasikan, dengan didukung data-data yang faktual. Di samping itu, alangkah lebih baik jika diberi gambar rancangan alat dan flow chart proses pengerjaan. Karena sebagian besar tim penilai, lebih mudah membaca flow chart dan gambar daripada uraian kata.

Selasa, Januari 25, 2011

[Reportase] Cuaca Bingung, Petani Pilah-Pilih

Heemm.. kali ini saya ingin memposting hasil reportase saya di kampung halaman. Reportase ini sebenarnya gag disengaja, tiba-tiba saja adik saya yang lagi duduk di bangku SMA sms, kalau dia mendapat tugas membuat berita mengenai kondisi terkini. Narasumber siapa saja. 

Pas, kata saya. Setelah muter-muter cari ide, akhirnya ke sawah. Ya. saya ingin tahu bagaimana 'kinerja' petani kalau lagi musim tak menentu, seperti saat ini. Langsung saja, cekidot, ini beritanya :

Cuaca Bingung, Petani Pilah-Pilih

Kini, siapa yang bisa memprediksi cuaca? Tak hanya di musim penghujan, hujan juga turun saat musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan banyak petani yang bingung dengan jenis tanaman yang akan ditanam pada sawahnya. Termasuk Sunardi, petani asal Kanigaran, Probolinggo ini.

Sunardi mengaku, musim yang tak menentu ini membuat dirinya sangat berhati-hati memilih jenis tanaman yang akan ditanam. Saat ini, pria yang dikaruniai 3 anak ini, mempersiapkan sawahnya untuk menanam kacang tanah. ”Tanaman yang masih bisa bertahan meski cuaca kadang panas, kadang hujan, ya kacang tanah,” ujar Sunardi.

Sunardi memiliki pengalaman pahit atas hasil panennya beberapa waktu terakhir ini. Saat musim kemarau, Sunardi menanam jagung. Namun, jauh dari prediksinya dalam kemarau, hujan malah turun lebat dan berlangsung lebih dari sehari. Akibatnya, jagung miliknya gagal panen.

Pekan lalu, guyuran abu vulkanik dari Gunung Bromo juga membuat bawang yang ditanam pada lahan seluas 800 meter persegi itu gagal panen. Tak ayal, jutaan rupiah begitu saja melayang.

Mendapat musibah demikian, tidak membuat sosok pekerja keras ini patah semangat. Sunardi berusaha bangkit dan segera kembali menggarap sawahnya. Ia berusaha memasrahkan rejekinya kepada Tuhan. ”Saya hanya berusaha, entah nanti gagal lagi, Tuhan yang Mengatur,” ungkap Sunardi.

Kali ini, Sunardi membuat siasat agar sawahnya cocok ditanami kacang, diantaranya membuat aliran pembuangan air. ”Tujuannya agar air tidak mengendap, karena kacang akan busuk jika terendam air terlalu lama,” jelas Sunardi. Air yang mengendap ini utamanya berasal dari curahan air hujan yang tak menentu.

Menurutnya, dibutuhkan sekitar 120 kilogram bibit kacang tanah. Bibit tersebut ia peroleh dengan merogoh kocek sendiri, tanpa bantuan pemerintah atau lembaga lain. ”Ya modal dari saya, kalau untung ya untuk saya, kalau rugi, saya yang nanggung,” ungkap Sunardi.

Sunardi tidak sendirian mengelola sawahnya. Ia mempekerjakan buruh-buruh tani untuk bersama-sama mengerjakan sawahnya. Meski umurnya boleh dibilang tidak muda lagi, namun semangat kerja Sunardi sangat tinggi. ”Ini kan sudah kewajiban saya, jadi kalau mau makan untuk saya dan keluarga, ya harus ke sawah (kerja),” tutur Sunardi. (ton)

Minggu, Januari 23, 2011

Keajaiban Menulis Mimpi

Sebelum saya bicara jauh, kawan-kawan sudah pernah menyaksikan video motivasi dari mas Danang? atau sudah kenal belum dengan tentor hebat satu ini?

Mas Danang? adalah salah satu lulusan Institut Pertanian Bogor. Kini, sesuai dengan mimpinya, beliau melanjutkan studi di Negeri Sakura, Jepang.

Nah, beliau lewat mimpi-mimpinya, sekali lagi hanya melalui MIMPI saja, beliau berhasil melejitkan prestasi-prestasi dan bahkan membawanya ke Negeri Matahari Terbit, Jepang.
Silahkan disaksikan terlebih dahulu video milik Danang, Si Pembuat Jejak :

                                                                                      
This is What I am. And What are You?
Anda percaya apa yang dilakukan mas Danang bahwa mimpinya bakal terwujud? Tidak. Saya pun demikian pada mulanya. Suatu yang mustahil bagi saya menulis mimpi-mimpi kemudian dengan ’mudah’ dicorat-coret karena semuanya telah terwujud!

Maka secara praktis, saya mulai mencoba menuliskan mimpi saya. Pertengahan Desember lalu saya mulai menulis mimpi-mimpi itu. Mulai dalam jangka pendek hingga jauh ke depan. Bahkan mimpi yang jauh di angan saya pun saya tulis.

Tidak sejumlah 100 yang ku tulis, sekitar 30 mimpi yang ku targetkan. Saya tetap tidak percaya mas Danang, coretan pena di kertas (ngawur) yang saya ambil ini apa bisa membantu saya? Ya, akhirnya saya coba saja, toh nggak ada ruginya.

Waktu itu saya menulis, saya ingin menjadi reporter ITS online, sarana bagiku untuk menjelajahi tiap jengkal kampus perjuangan ini. Selama proses itu, tiap pagi saya selalu memandangi target menjadi kru ITS Online. Dan, tak sedikit, jatuh bangun usaha ku untuk mewujudkannya. Ternyata, sugesti motivasi terbesar yang saya dapat adalah ketika memandangi mimpi itu. Seakan bayangan mimpi itu terwujud di depan mata. Taktis! Berusaha mewujudkannya melalui sebuah proses itu yang harus dijalani.

Sedikit cerita saja, Pertama, tes tulis (liputan on the spot) di Tunjungan Plaza Mall, meliput pembukaan Expo terbesar ITS, menulis dengan kejang-kejang dengan deadline jam 4 dan hanya beberapa menit sebelumnya saya kumpulkan. Kedua, wawancara, dengan sambutan bahasa Inggris yang membuatku basah berkucuran keringat (padahal ruangan AC) hingga terakhir menikmati asam dan manis sebagai OJT Reporter ITS Online selama sebulan penuh.
Dan, 2 bulan setelah mimpi itu kutulis, akhirnya ku Coret!
Sungguh tidak ada yang menyangka. Dan saya percaya, tulisan mimpi yang ku pajang di dinding kamar kos itu sebagai kawan istiqomah mewujudkan mimpi-mimpi itu,
Dan kini, saya telah berhasil mencoret yang kedua, memenangkan kompetisi tingkat Jawa Timur dan Regional.
Maka, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan?
Kawan-kawan, saya telah mempratekkan, hasilnya saya mendapat sugesti luar biasa. Saya beruntung saat IPITS, kakak BEM berkenan memutar video mas Danang itu. 
Saya masih ingat, di antara kawan-kawan mahasiswa baru di Teater A, mata saya berair. Pipi saya basah.Segera ku usap dengan tangan ku, berharap tidak ada teman-teman yang tahu. Mulai saat itu sampai sekarang, saya tidak bisa menahan air mata saya menonton video (hanya video, kawan) milik mas Danang ini.

Bukan Instan!
Semua tidak diraih dengan tiba-tiba, kawan. Tidak seperti yang Anda bayangkan, usai menulis, serta merta esok hari semua mimpi itu bakal terwujud, Tidak!

Bagi saya, butuh waktu 2 bulan untuk menikmati mimpi menjadi reporter ITS Online, butuh begadang malam-malam sampai tidur kantor ITS Online untuk mendapat gelar juara kompetisi blog. Dan masih ada perjuangan-perjuangan lain...

Bagi Mas Danang, sama saja. Setahun beliau impikan PIMNAS, dan terkabul. Ketika beliau bermimpi menyelami birunya laut Indonesia, setahun kemudian keinginannya tercapai. Butuh waktu 2 tahun untuk menjadi Kafilah MTQ IPB,

Tidak sedikit memang waktu yang kita butuhkan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita, juga tak sedikit pula pengorbanan yang kita butuhkan. 
Tapi ingat kawan, rencana Tuhan jauh lebih baik dari rencana kita. Ketika beliau bermimpi menjadi terbaik di kelasnya, beliau malah menjadi Mawapres IPB, bahkan Nasional.

Saat ini, mungkin saya menjadi yang paling gagal, tapi saya tetap percaya Allah selalu memberi saya cobaan yang sesuai kondisi kemampuan saya, selalu ada berkah, ada kenikmatan yang saya peroleh jauh dari yang saya mimpikan.

Dan itu benar. Saya memimpikan bisa bersekolah di Ibukota, namun takdir berkata lain. Saya kuliah di Surabaya. Tapi sapa sangka, Allah memiliki seribu rahasia, salah satunya kini ibu saya kondisinya sering menurun. Alhamdulillah, kampus saya dekat (2-3 jam dari rumah) sehingga mudah untuk menjenguk Beliau yang ku sayang. Hemm... Allah Maha Bijaksana. Tapi saya masih punya angan mengenai akademik. Ijinkan saya untuk menikmati akademik saya, kuliah saya. Insya Allah.

Semoga Bermanfaat, semoga saya tidak terlalu takabbur menyampaikan.

Terima kasih semua, mas Danang, teman-teman, rekan, dan Ibu tercinta..


Muflih Fathoniawan
yang ingin bercakap-cakap ria dengan mas Danang, silahkan kunjungi blognya http://danangap7.multiply.com, Insya Allah orangnya baik dan sering online..

Terima kasih, kawan, blogger, semua...

Pagi ini beda...
Semalam tidurku gag seberapa nyenyak, mungkin sama seperti yang ibu rasakan di ranjang tempat tidurnya.
Tidur gelisah itu tidak mengenakkan, memang. Mimpi kesana-kemari, gag jelas blas. Aku ingat, minggu lalu di Taman Baca Putat aku bilang kepada salah seorang anak mungil bernama Adi. 
"Kalo mau tidur, baca do'a dulu, biar tidurnya gag digganggu setan," jelasku.Adi, yang ku tebak umurnya kurang lebih 3 tahun itu mengiyakan. Anggukannya menandakan dia paham maksudku. Meski 3 tahun, aku yakin kemampuan otaknya 2 tahun lebih maju. 

Aku ingat, apa aku nggak baca do'a? ahh.. masa' iya, tapi yang jelas aku sepertinya ketiduran (memang). Terang saja, 0.facebook.com di hapeku belum ku matikan... Hemm. pantes.. tapi iseng-iseng ku lihat beranda.. 
Ada satu postingan yang membuatku terkejut! dari Kominfo Himasika.
"Pemenang PBC
Kategori Mahasiswa

Juara 1 http://satupetualang.blogspot.com/

Juara 2 http://ronnyfauzi.wordpress.com/

Juara Favorit http://mandutaonline.blogspot.com/

Kategori SMA

Juara 1 http://cambahphobia.wordpress.com/

Juara Favorit http://icchadian.blogspot.com/


Hadiah Uang + Sertifikat dapat diambil di sekretariat Himasika Pada hari Senin"
 Wah.. mataku segar ketika! Alhamdulillah.... Tuhan masih memberiku nyawa pagi ini, Alhamdulillahhh... blog ini bisa memenangkan kompetisi Physics Blog Competition 2011 yang diselenggarakan Himasika ITS
Alhamdulillah, bisa dapet rejeki pagi-pagi ini... Semoga Tuhan tetap memberi limpahan rejeki kesehatan bagi kita, dan rahmat yang lain. Amin. Terima kasih bagi semua yang membantu mendukungku, yang ku repoti, terimakasih. Semua, terimakasih.
Juga terima kasih kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang namanya sempat saya singgung di akhir postingan.. semoga barokah untuk negeri ini. 
Pak SBY dan Bu Ani juga turut gembira. Alhamdulillah..
Kawan-kawan blogger, terima kasih. Tanpa kalian baca, blog ini tidak ada apa-apanya.. Ayo kawan blogger, semangat menulis bebas di Blog, semangat menuai ide di Blog! tancap dan lanjutkan!
Semoga bermanfaat.
 
Muflih Fathoniawan 

Sabtu, Januari 22, 2011

Tangan Mungil Berdebu itu, Adik Kita..

di jari-jari mungil itu, koran-koran pagi tadi digenggam erat, dan tetap dijajakan….
mata kecil itu, menebar sayu di perempatan jalan…
jari mungil dan mata kecil itu, masih adikku…                       
                          

Selintas  bait kata diatas memberi kesan dan citraan, kalau masih banyak adik-adik seumuran balita hingga sekolah dasar, yang ‘bermain’ koran-koran jajakan, recehan koin-koin, senyuman pahit dan pandangan sayu menatap iba pengendara motor yang menanti detik-detik lampu merah berakhir. 
Adik - adik mungil itu juga sering saya temui di pelataran masjid salah satu kampus di Surabaya. Aktivitasnya sama, menjajakan koran. Ketika pertanyaan terlontar dari mulut saya, apakah adik si penjaja koran itu dari pagi berada di kawasan kampus ini, dia menjawab kalem seraya mengangguk ragu, “He… eh mas.. “. Deg! artinya anak sekecil ini tidak bersekolah hanya untuk menjajakan koran? hanya untuk menengadahkan tangan di perempatan jalan? Merelakan masa depan cerah mereka untuk melakukan rutinitas tak tentu ini, untuk apa ?

Lalu adik itu duduk sejajar dengan saya, dengan polos dia berbalik tanya. “Kak, kakak kan kuliah, pinter kan ya? kalo pinter, gimana caranya kak saya bisa belajar di sekolah kayak kakak
Deg! kaget dengan pertanyaan bertubi dari tubuh mungil ini.  Sekali lagi ditegaskan, dia bertanya -yang ditranslasikan dalam bahasa intelektual -, “ Apa peran kakak mahasiswa untuk membantu adiknya yang kurang beruntung?”. Sebuah tantangan dari adik-adik penjaja koran di pelataran masjid untuk mahasiswa yang mampu berpikir intelektual dan memiliki softskill yang berkembang. 
Ya! Sudahkah titel tambahan ‘MAHA’ sebagai bentuk penghargaan sosial kepada pelajar muda Indonesia benar-benar dimaknai? Pertanyaan ini sejalan dengan fungsi mahasiswa dalam mengabdi dan berperan dalam pembangunan negara, sesuai dengan apa yang telah diamanahkan pemuda pada masa kemelut kemerdekaan.

Sejarah mencatat, pemuda telah berani membangun peradaban baru dengan lahirnya Budi Utomo, sebagai organisasi kepemudaan dengan basis mahasiswa sebagai pendirinya. Dalam catatan sejarah selanjutnya, pemuda jua lah yang berani bersumpah! Dirinya satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa persatuan, melebur dan terangkai satu, Indonesia. Inilah secara resmi penggunaan kata Indonesia pertama, termaktub dalam ikrar pemuda Indonesia 28 Oktober 1928. Peran pemuda begitu berarti hingga dalam sejarah proklamasi, golongan muda dengan berani menculik Sukarno dan Hatta dengan maksud memfiltrasi dari pengaruh Jepang agar kemerdekaan segera diproklamirkan.
Sejarah pemuda Indonesia terus bergulir hingga kini jatuh pada mahasiswa millenium, yang dituntut untuk lebih maju dalam memegang peranan membangun bangsa Indonesia. Namun catatan perjalanan mahasiswa Indonesia tergores pena kelam, ketika akhir-akhir ini begitu banyak aksi mahasiswa mengkritisi kinerja pemerintahan yang ricuh dengan aparat kepolisian. Aksi mahasiswa yang ricuh tersebut sudah tentu membuat citra mahasiswa semakin meredup, semakin jauh dengan apa yang dicita-citakan oleh pemuda Indonesia terdahulu, semakin jauh dengan makna Sumpah Pemuda yang berjanji akan menyatu dalam seluruh aspek kebangsaan. 
Lalu, kenapa harus berakhir ricuh? Toh, akhirnya tujuan kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia itu sama, yakni mengentaskan segala permasalahan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

Aksi turun jalan sudah seharusnya disinergikan dengan aksi turun tangan menyayangi teman-teman kita meski hanya sekedar receh di perempatan jalan. Sebuah kontribusi pemuda dalam mengentaskan masalah sosial masyarakat. “Kecil dari kita, emas bagi mereka”.
Semoga bermanfaat, membuka hati kita. Meski kuliah di kampus teknik, ITS Surabaya, tapi jiwa sosial kita jangan disingkirkan ya..
Terima kasih.


Muflih Fathoniawan
sumber gambar : taufik79.wordpress.com, oktasihotang.com, media.causes.com, akhwatsangpropaganda.blogspot.com

Jum’at Berseri Untuk ITS



Hari terakhir pekan keempat bulan Januari ini mungkin menjadi hari yang membahagiakan bagi sivitas akademika kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Saya pun juga demikian.

Pasalnya, saat saya mengecek berita di website ITS, tiba-tiba saya tertarik pada berita yang banjir saat itu. Ini cuplikan yang membuat saya terperangah (hehe..) dan bangga! (kampus gue gitu loh…)

“……….ITS menempati urutan pertama perguruan tinggi Indonesia dalam pemeringkatan Webometrics, berdasarkan publikasi Repositori Institusi. Tahun ini, ITS menempati urutan ke-64, loncat jauh dari posisi ke-227 pada Juli 2010……… “ (www.its.ac.id)

Ya, berdasarkan hasil reportase yang ditulis oleh rekan saya, mbak Lisana “Icha” Siddiqina, menyebutkan bahwa ITS kini tengah menunjukkan taringnya dalam bidang publikasi Repositori Institusi, seperti yang telah disebutkan, peringkat wahid di Indonesia, urutan ke-64 di Dunia.

Tapi sebelum membahas terlalu jauh, kawan-kawan sudah paham pengertian Repositori Institusi?

Kalau paham saya, repository Institusi adalah fasilitas / infrastruktur penting sebagai penyedia akses terbuka dari hasil-hasil penelitian suatu institusi. Selain itu, Repositori Institusi juga dipakai sebagai media penyimpanan hasil karya akademis oleh suatu institusi.

Nah, menurut blog seorang dosen Undip (hehe, gag papalah nyasar-nyasar cari sumber, yang penting ilmu dan manfaat, Amin!) mengemukakan bahwa repository institusi tumbuh sejak tahun 2002 ketika banyak universitas terkemuka mulai mengembangkan system repository bagi hasil-hasil penelitiannya. Universitas-universitas berbasis riset di Amerika (seperti MIT dan Cornell Univeristy) menggunakan DSpace sebagai sistem IRnya dan di Inggris (seperti Southampton dan Oxford University) menggunakan Eprints. (sugengpri.blog.undip.ac.id)

Di dapat masih dari sumber yang sama, oleh Foster dan Gibbons (2005), repository institutsi  didefinisikan dengan : “an electronic system that captures, preserves and provide access to the digital work products of a community (suatu sistem elektronis yang mengelola, menyimpan dan menyediakan akses ke hasil karya digital dari suatu komunitas)”

Yap! Berarti pemahaman saya pada 2 paragraf di atas tidak jauh beda dengan pendapat Om Foster dan Om Gibbons, yang berarti media/system elektronik yang berhubungan dengan pengelolaan, penyimpanan, dan akses hasil karya penelitian suatu institusi.

Nah, kalau begitu, siapa yang memegang peranan dalam system tersebut. Tak lain tak bukan (kalau di ITS) itu UPT Perpustakaan. Drs Mansur Sutedjo SIP, Kepala UPT Perpustakaan, tidak bias menutupi kegembiraannya.

“Alhamdulillah, saya senang dan bangga,” ucap Pak Mansur senang, seperti yang dilansir pada website ITS.
Pencapaian ITS khususnya tim UPT Perpustakaan tidak lah mudah. Beberapa kriteria harus dicapai, yang mencakup jumlah halaman yang tertangkap di situs pencarian (size), jumlah backlink (visibility), jumlah file dokumen (rich files) serta jumlah paper dan sitasi di Google Scholar (Scholar). Dan sudah sewajarnya Pak Mansur bangga, karena pihaknya berusaha keras agar repositori di http://digilib.its.ac.id dapat lebih nyaman dan sering diakses. 

Saya juga turut senang mendengar kabar demikian, setidaknya ITS mulai nampak di kancah Internasional dan memijak satu langkah ke depan dalam mengejar visi untuk menjadi perguruan Riset kelas Dunia!

Euforia itu Boleh, tapi Visi ke Depan itu Harus!

Kemenangan ini bukan milik UPT Perpustakaan saja, tapi juga kemenangan bersama milik seluruh komponen ITS Surabaya.

Tapi kita (terutama saya, sebagai mahasiswa-nya) jangan terlena dengan kesenangan ini. Anggap saja ini adalah pemberian Tuhan Yang Kuasa atas kerja keras akademika ITS membangun kampusnya, dan harapannya terus melebarkan sayap prestasi ke bidang-bidang yang lain.

Repositori Insitusi sudah menuai kemenangannya (dan harus dipertahankan). Dan saya harap, yang lain bias ‘ngiri’ dan bersaing mendapatkan posisi empuk di kancah akademika Internasional.

Saya ingat, ada dosen yang berkata saat Informasi dan Pengenalan ITS, bahwa musuh kita bukan jurusan lain, tapi musuh kita adalah kampus lain, ITB, UI, UGM, dll… Nah, kini saya berpikir, dengan diraihnya prestasi gemilang ini, saya ingin menyampaikan :

Bahwa saat ini musuh ITS bukan lagi ITB, UI, UGM dan perguruan tinggi lain di Indonesia, tapi MIT, Todai, Harvard University dan kampus lain di seluruh dunia

Mustahil kah?

Bukankah Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sedang menunggu ITS mengamuk?
Semoga Bermanfaat. Terima kasih.

Muflih Fathoniawan

Jumat, Januari 21, 2011

2004 Datang, 2011 (mau) Diblokir ?

"Kehadirannya pada Desember 2004
Kini awal 2011, apa pemblokiran itu ada?
(Blackberry for Indonesia)"

-ton-


Produk asing asal Kanada, Blackberry atau yang biasa hanya disebut BB ini mulai menuai kontroversi. Kawan-kawan sudah tahu alasan apa yang membuat pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia berencana memblokir blackberry ini?

Saat ini, hal yang paling meresahkan masyrakat Indonesia adalah masalah kebobrokan moral. Tak lain adalah semakin mudahnya mendapatkan konten-konten berbau pornografi. Dan kemudahan mengakses konten porno pada blackberry menjadi salah satu alasan kenapa blackberry di Indonesia harus diblokir.

Teknologi terkini dari Kanada ini ternyata tak hanya tersandung masalah pada konten, tapi juga bermasalah pada pengolahan Data Center yang masih terpusat di Kanada. Bahkan, perusahaan asing dengan nama Research In Motion (RIM) mampu meraup keuntungan 2 trilyun rupiah tanpa harus membayar pajak ke pemerintah Indonesia sepeserpun.

Tiga alasan tersebut yang sekarang hangat diperbincangkan, utamanya di lingkup Kominfo. Mari, kita ulas penyebab kasus itu.

Namun sebelum berbicara lebih jauh, jujur saya katakan, sangat berat saya membuat artikel mengenai kontroversi blackberry. Pasalnya, sampai saat ini saya masih belum menggunakan blackberry dengan segala kemudahan dan layanannya yang beragam. Suatu saat mungkin saya bisa merasakan, yang bisa saya tulis ini adalah hasil “perabaan” saya di mbah Google (browsing maksudnya,hehe).

Sebenarnya, akar permasalahan piranti penyedia fitur push e-mail ini adalah belum ada Data Center di Indonesia. Sampai saat ini, akses server blackberry masih berada di Kanada, jadi menyulitkan pemerintah untuk mengontrol setiap aktivitas pengguna blackberry di Indonesia.

Seperti yang dilansir dari Kompas edisi 11 Januari 2011, pihak kepolisian juga mendukung berdirinya data center blackberry di Indonesia. Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar menyampaikan bahwa pembangunan data center BlackBerry di Indonesia tersebut akan mempermudah kepolisian dalam mengumpulkan bukti elektronik, terutama yang berupa percakapan melalui BlackBerry.

Benar saja, tidak adanya data center ini juga menyulitkan kominfo untuk memblokir konten-konten berbau pornografi yang diakses melalui BlackBerry. Hal ini tentu saja juga salah satu ‘pendukung’ menjamurnya pornografi di Indonesia, juga berdampak pada kebobrokan moral. 
(Terus siapa yang bertanggung jawab? Pemerintah jelas tengah berupaya untuk menutup akses konten yang ‘seperti itu’, tapi bukankah tanggung jawab itu memang milik kita pribadi? Bukankah itu sebuah tanggung jawab kita terhadap Sang Pemilik kita??)

Saya rasa, diblokir atau tidak, sama saja. Toh anti blokir juga banyak (kata teman-teman). Blokir diri adalah cara yang paling efektif untuk menurunkan angka ‘kemiskinan’ moral di setiap elemen masyarakat.

Terakhir, pernyataan yang Menteri Kominfo, Tifatul Sembiring pada akun twitternya. "Dengan rata-rata menagih 7 dollar Amerika per orang per bulan, RIM menangguk pemasukan bersih Rp 189 miliar per bulan atau Rp 2,268 triliun per tahun. Uang rakyat Indonesia untuk RIM," ungkapnya lewat media jejaring sosial tersebut. 

Bapak Tifatul menjelaskan bahwa selain tidak membayar pajak, RIM memperoleh pendapatan sebesar 2 trilyun tanpa membangun infrastruktur jaringan apa pun di Indonesia. Seluruh jaringan yang digunakan RIM adalah milik enam operator seluler di Indonesia.

Hemm… jadi selama ini, rakyat Indonesia membayar layanan BlackBerry kepada perusahaan asing, tanpa bisa dinikmati kembali oleh rakyat Indonesia. Sungguh tragis. Untuk itu, Kominfo mengajukan wacana untuk menutup semua akses layanan BlackBerry

Pemblokiran ini bukan semata-mata untuk ‘kembali’ ke jaman yang kuno, bukan berarti kita harus kembali ke jaman surat menyurat via merpati. Namun, sebagai bentuk intimidasi kepada RIM untuk segera merealisasikan tuntutan dari pemerintah Indonesia.

Sebagai warga Indonesia yang (mungkin) memiliki rasa nasionalisme yang tinggi (atau karena belum menikmati BlackBerry), saya sangat mendukung pemerintah untuk memblokir BlackBerry sebelum pihaknya membayar sejumlah pajak dan mendirikan data center di Indonesia guna mengkontrol segala akses layanan BlackBerry.

Selebihnya, karena saya belum punya BlackBerry, itu sah-sah saja. ^_^
tapi Insya Allah draft dari Kominfo sudah disetujui RIM, jadi dalam waktu dekat, RIM sendiri yang akan memblokir beberapa layanan dan akses 'gelap'.

Semoga Bermanfaat.


Muflih Fathoniawan
sumber gambar : myberryberry.blogspot.com

Kamis, Januari 20, 2011

Geliat Jejaring Sosial Versus Blog

Saya pernah menulis sebuah artikel yang menyebutkan bahwa jumlah pengguna blog hingga tahun 2009 mencapai lebih dari 10 juta orang. Tentu bisa Anda prediksi sendiri, 2, 3 hingga sepuluh dari tahun 2009 mungkin saja terjadi ledakan blog hingga mampu membuat server jebol (mungkin hanya ada di alam mimpi saya).

Namun, fakta yang baru saja saya dapat dari harian digital teknologi, techno.okezone.com, menyebutkan bahwa dari hasil survei yang melibatkan 51 ribu pengguna internet di seluruh penjuru dunia sepanjang Juli 2009 hingga September 2010, menyebutkan bahwa minat terhadap penggunaan blog mengalami penurunan (sangat kontras dengan mimpi saya), sebanyak 4 persen. Sebaliknya, pertumbuhan pesat dialami oleh situs-situs jejaring sosial semacam facebook dan twitter, yakni naik hingga 20 persen. 

Dalam analisis saya, ketimpangan ini adalah hal yang wajar. Jika artikel saya sebelumnya, menyebutkan kalau membuat blog itu lebih mudah daripada membuat website, nah membuat dan merawat akun di situs jejaring sosial jauh lebih mudah daripada merawat akun di blog. Ah, masa’ iya? Coba saya ulas.

Jika dibandingkan, antara membuat akun di blog dan jejaring sosial secara garis besar, sama. Namun dalam pengembangannya, akan terlihat sangat berbeda. Merawat akun sosial jejaring itu mudah, cukup rajin update status (pekerjaan yang menyenangkan), chat/tweet sana sini dan dimanapun dan kapanpun ketika ada internet pasti membuka halaman jejaring sosial yang pertama dilakukan. 

Berbeda dengan merawat blog yang artinya harus memposting tulisan, dan setidaknya agar orang lain yang membaca tulisan kita tidak jenuh, tidak menggunakan prinsip copy paste itu diutamakan. 

Namun sebenarnya dalam hal pengembangan konten, blog lebih unggul dikarenakan ada fasilitas untuk mengutak – atik kode HTML sehingga jika Anda paham koding HTML, saya jamin blog Anda akan dua kali lebih baik daripada memakai template blog biasa, dan seribu kali lebih baik daripada jejaring sosial yang sama sekali tidak bisa diotak-atik. Tapi ada juga seperti Friendster yang bisa digonta-ganti kode HTML nya, tapi sayangnya tidak selaku Facebook.

Inilah realita, masyarakat dan bahkan pengguna internet lebih suka terhadap sesuatu yang instan, mudah pakai tanpa kerumitan tapi mempunyai tampilan bagus. 

Kedua. Mendapatkan teman dan menjalin relasi di jejaring sosial jauh lebih mudah dan cepat daripada di blog. Bahkan, di Facebook, ketika Anda pertama kali mendaftar, ada beberapa orang yang disarankan untuk menjadi teman Anda. Di blog tidak!. Anda harus membangun secara mandiri jaringan blogger, sering blogwalking, gencar promosi yang semua dilakukan sendiri. 

Ketiga. Dari ranahnya sudah nampak, jejaring sosial adalah situs pertemanan, sehingga fitur-fitur untuk mendekatkan seseorang dengan orang lain amat dibutuhkan. Fasilitas chat dua arah, sharing foto dan video serta update dan komen status sangat diutamakan. 

Blog? Blog bagi saya adalah media saya pribadi untuk menuliskan apa saja yang menarik dan perlu disharingkan kepada orang lain dalam wadah yang lebih luas, entah itu opini atau informasi penting, dengan tujuan agar orang lain dapat memahami apa yang ada di pikiran kita. 

Kenapa harus di blog? Bukannya di jejaring sosial juga ada fasilitas note atau catatan. Iya, memang ada. Tapi mesin pencari seperti Google.com akan kesulitan melacak tulisan Anda. Beda dengan blog apabila kata kunci Anda benar, maka dari Google pun blog Anda dapat diakses orang lain secara luas. Dan tidak harus menjadi teman Anda terlebih dahulu.

Seperti yang saya katakan sebelumnya,  mengapa seseorang memiliki serta merawat blog dipandang memiliki nilai plus? Iya karena tujuan menulis di blog adalah sebagai ajang pembiasaan untuk menulis. Dari blog bisa berkembang menulis di harian surat kabar, atau kirim opini atau karya tulis atau karya-karya fiksi, atau karya tulisan yang lain. 

Itu kenapa pula, di kampus ITS, memiliki blog adalah hal yang (semi) diwajibkan, bahkan ada yang berupa tugas kuliah. Agar ke depan Anda mampu untuk membuat karya tulisan dalam bentuk lain. 

Di ITS sendiri, utamanya di website ITS, www.its.ac.id, memiliki kolom opini. Nah, di kolom tersebut Anda ditantang untuk menuliskan ide-ide atau pemikiran yang disampaikan dalam bentuk opini. Kolom opini tersebut terbuka luas bagi Anda sivitas akademika, mulai dari dosen, karyawan, mahasiswa bahkan alumni. 

Kembali ke topik sebelumnya. Menurut saya hak Anda memilih blog atau jejaring sosial. Jujur, saya pribadi memilih keduanya, karena keduanya menguntungkan! (asas tidak mau rugi). 

So, nge-blog maupun facebook-an gag juga menjamin Anda rajin menulis, tapi Anda lah yang bisa menjamin blog Anda rajin terisi tulisan Anda, atau akun facebook anda penuh catatan.

Intinya, menulis ! karena semuanya mudah. Semoga bermanfaat.


Muflih Fathoniawan
sumber gambar :tipsone.com

Rabu, Januari 19, 2011

Nge-Blog itu Gratis, Mengapa Disia-siakan?

Sampai saat ini, awal tahun 2011, saya yakin hampir setiap orang yang mengenal internet pasti memiliki blog. Kalau tidak punya, minimal kenal-lah dengan blog (dan Anda juga pasti tahu itu).

Ada faktor utama, sesuai analisis saya, yang membuat blog tenar. Simple and free!.  Ya, dibandingkan dengan membuat sebuah website saat itu, membuat blog itu sangat gampang dan gratis (alias cuma-cuma). Hal itu pula yang menyebabkan perkembangan blog saat ini begitu pesat dan jumlah penggunanya meningkat drastis.   

Bagi pribadi saya sendiri, blog adalah miniatur website Anda. Layaknya sepetak tanah yang Anda beli (eh, gratis). Selanjutnya, silahkan Anda tentukan sendiri sepetak tanah itu mau dikemanakan. Entah berencana untuk dibangun rumah, membuat taman bermain, toko, warung, atau bahkan dibiarkan begitu saja hingga menjadi lahan untuk bermain sepak bola.

Seperti itulah gambaran umum mengenai relasi antara blog dengan Anda sebagai pemiliknya. Anda ingin menjadikannya sebagai rumah, tempat curhat, tempat berbagi pengalaman sehari-hari serta berbagi cerita canda dan tawa untuk blogger lain.

Atau Anda berniat menjadikan blog layaknya sebuah toko, yang kini dikenal dengan sebutan keren, toko online. Tanpa pajak, tanpa ijin mendirikan usaha, tanpa harus keluar rumah, bisa dilakukan hanya dengan membuat blog dan fokus duduk di depan komputer, hanya mengutak-atik blog. Diprediksikan, sebanyak 30 juta jiwa pengguna internet di Indonesia (data tahun 2010 dari www.internetworldstats.com ) mungkin ada yang ke blog Anda, beberapa memesan sesuai katalog produk Anda, kirim barang dan uang datang. Easy!


Apalagi membangun petak itu menjadi taman bermain, atau di dunia blog bisa disebut blog game. Tentu saja, animasi lucu dan jalan cerita game yang menarik  membuat blog Anda ramai dikunjungi orang, khususnya para gamers dan anak-anak yang baru saja mengenal internet. Blog ramai, Anda famous. Beneran.

Parahnya, jika Anda hanya asal buat, hanya asal daftar dan lebih parah lagi (bahkan harus dibawa ke U(b)GD, unit blog gawat darurat!) punya akun banyak, daftar blog dengan penyedia layanan blog disana-sini, tapi dibiarkan saja. Miris dan sama saja Anda membeli tanah dimana-mana tapi tidak ada batu bata sedikitpun di atas lahan Anda. Meski blog itu gratis, tapi amat disayangkan.

Kondisi terakhir yang saya gambarkan ini, mungkin saja membuat angka pengguna blog itu makin banyak, namun blogger (pecinta blog) itu minim! Maka perlu diklarifikasi, pengguna blog bisa saja naik jumlahnya dengan pesat, tapi blogger hanya di kisaran angka sekian-sekian saja.

Sebenarnya, tidak ada tuntutan Anda harus mengupdate blog Anda setiap hari, atau bahkan setiap saat seperti halnya update status Facebook atau nge-tweet di Twitter.

Masalahnya adalah gratis! Dan anda (seharusnya) bertanggung jawab atas domain dan hosting gratis yang Anda gunakan. Karena domain yang Anda gunakan, tidak mungkin dipakai orang lain lagi. Server juga bakal jebol apabila Anda hanya tahu daftar, buang, daftar lalu biarkan blog.

Nah, mungkin salah satu wujud kepedulian masyarakat, khususnya pemuda, dan lebih khusus lagi sebagai agen pembawa angin segar adalah menggelar kompetisi blog, sebagai pemancing dan motivator pengguna internet untuk nge-blog. Seperti halnya Physics Blog Competition 2011 yang diadakan Himpunan Mahasiswa Fisika ITS (HIMASIKA ITS). Selain uang sebagai jaminan pemenangnya, pancingan untuk mengembangkan kebiasaan menulis tentu menjadi pembakar semangat Anda sebagai pemuda. Ingat kawan, tulisan itu mahal harganya.

Untuk itu, saya mengapresiasi sangat baik kepada HIMASIKA ITS, semoga sukses penyelenggaraanya.
Ingat, jangan sia-siakan semuanya. Semoga bermanfaat!


Muflih Fathoniawan

sumber gambar : raracandyfloss.com

Selasa, Januari 18, 2011

Tunas di Kampus, Dewasa di SIER

Jika Anda sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, pasti sedikit banyak bisa merasakan begitu kentara atmosfir kewirausahaan baik oleh mahasiswa maupun dosen.

 
Ya! kewirausahaan atau entrepreneurship, memang topik sedang hangat dibahas akhir-akhir ini. Alasannya, untuk menjadi Negara maju, sebuah Negara harus memiliki minimal 12 persen pengusaha dari jumlah total penduduknya. Saat ini, jumlah pengusaha di Indonesia hanya mencapai 400 ribu dan dibutuhkan sekitar 4 juta pengusaha-pengusaha baru agar Indonesia menjadi Negara maju. (kompas.com)

Lantas, siapakah yang selayaknya menggagas entrepreneur?
Mahasiswa! Intelek muda, energik, inovatif dan kreatif adalah jawabannya. Di pundak mahasiswa lah, cikal bakal entrepreneur ditanam. Konsep tersebut diterapkan pada perguruan tinggi teknik, sehingga menjadi technopreneurship, yakni suatu kajian yang membahas kewirausahaan dengan teknik, ilmu alam dan seni sebagai dasar pengembangannya.

Jujur saya katakan, di kampus saya sendiri, begitu banyak lahan-lahan untuk mengembangkan bisnis, istilah gampangnya. Di ITS sendiri terdapat UKM Workshop Entrepreneur Technology (WET), kemudian pengembangannya dibina langsung oleh dosen yang memang sudah jatuh bangun di dunia bisnis. Tak luput lagi, banyak sekali dana hibah yang diberikan DIKTI kepada mahasiswa ITS, baik berupa program PKM Kewirausahaan maupun Program Mahasiswa Wirausaha.

Jika diamati, pemerintah memang mengembangkan pola berpikir untuk menjadi pengusaha kepada mahasiswa, terbukti dengan begitu banyak suntikan dana yang mengalir kepada perguruan tinggi untuk menunjang keterampilan mahasiswa dalam berbisnis. Seperti beberapa waktu lalu, ketika saya bertugas magang liputan ITS Online pada acara Grand Final Bussines Challenge di Hotel Paragon. Mengagumkan bagi saya saat itu, karena hampir semua pelaku bisnis hadir dan turut menyaksikan presentasi bisnis keenam presenter dari dua perguruan tinggi berbeda, 3 dari ITS, 3 dari Universitas Ciputra. Tak hanya menyaksikan, mereka siap menjadi partner dari keenam mahasiswa yang tampil apabila karyanya dinilai profit. Luar biasa!

Selain itu, begitu banyak pula karya anak ITS yang kini menjadi pendapatan sendiri saat kuliah, dan omzet yang didapat tak tanggung-tanggung, bisa mencapai 2-5 juta per bulan.

Dengan omzet besar, tentu dipastikan ke depan dibutuhkan ruang produksi yang luas, dengan sarana prasarana memadai, fasilitas lengkap, serta ramah lingkungan. Oleh karena itu, muncullah sebuah solusi untuk menciptakan kawasan dengan iklim industri yang sehat, yakni PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (Persero)

Kehadiran PT. SIER Industri sejak 28 Februari 1974, membawa angin segar kepada pengusaha-pengusaha yang kebingungan mencari lahan / lokasi untuk mengembangkan perusahaannya. Dengan tujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya dalam bidang pembangunan dan pengelolaan kawasan lndustri.

Dengan fasilitas lengkap berupa : pusat mengolahan air limbah, pembuangan sampah, keamanan, pemadam kebakaran, PLN, gas, jaringan telepon, bank, masjid dan kontraktor. Selain itu, PT SIER juga menyediakan fasilitas olahraga semisal : lapangan futsal, lapangan tennis, lapangan sepak bola dan club house.

Selain itu, PT SIER juga menyediakan layanan jasa, seperti : Wisma SIER (bangunan ruang kantor), pom bahan bakar, industri bahan bakar, industri air, total jasa logistic, club house pusat medis SIER, restoran dan fasilitas olahraga.

Nah, ini juga bisa jadi acuan teman-teman blogger yang punya bisnis yang diprediksikan besar di datang, tapi khawatir terhadap lahan dan pengelolaan lingkungan. Untuk itu, gabung saja atau cari info PT SIER klik disini saja, agar kita paham sistem kerja perusahaan tersebut.

Toh, tidak ada salahnya saat masih studi di kampus, memppunyai angan memiliki perusahaan dengan unit produksi yang besar, karena ada PT SIER yang siap membantu mewujudkan keinginan Anda. Biarlah kita sediakan tunasnya, dan kembangkan dengan yang telah kompeten.

Untuk itu mahasiswa, Mari Genggam tangan dan Bermimpilah! Bermimpilah sebesar Apapun, karena Jalan Kita Pasti Ada, hanya saja terhalang Kabut Jika kita Tidak Mampu Optimis.


Semoga Bermanfaat!
Untuk Mahasiswa Indonesia yang Merindukan Kejayaan!



Muflih Fathoniawan
sumber data : sier-pier.com
sumber gambar : wordpress.greenbrier.org

NgeBlog Asyik Bareng TuguPahlawan.Com!


Orang boleh saja berpendapat, mahasiswa ilmu alam dan sains jarang bergaul, berkomunikasi dengan banyak orang, kutu buku bahkan ada persepsi menjadikan labolatorium sebagai rumah kedua baginya. Tapi kenyataannya, persepsi demikian salah!

Bagi mahasiswa teknik, terutama di kampus saya, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, banyak cara yang dilakukan agar mudah bergaul, meski tugas setumpuk dan laporan-laporan pratikum menanti di meja kamar.

Salah satu contohnya adalah Mas Andi Bagus Mahendra, mahasiswa Teknik Informatika ITS. Bagi Anda yang sudah membaca buku 25 Mahasiswa Inspiratif ITS Surabaya, pasti mengenalnya sebagai sosok yang erat sekali dengan blog. Ya, dengan blog inilah, mahasiswa yang akrab disapa Cempluk ini menjalin komunikasi dengan masyarakat umum secara luas.

Tak hanya itu, untuk memperluas jaringan sesama blogger, maka dibentuklah komunitas blogger di Surabaya, yang akhirnya dinamakan TuguPahlawan.Com (atau biasa disingkat, TPC). Saat awal terbentuk, yakni tanggal 20 Januari 2009, mas Cempluk didaulat untuk menjadi Ketua TPC.

Kala itu, adalah momen yang membanggakan bagi Cempluk. Hal ini tak lain karena Wakil Walikota Surabaya saat itu, Bapak Arif Afandi turut hadir dalam peresmian komunitas TuguPahlawan.Com ini. Bahkan, sejak saat itu pula, TPC akhirnya memiliki sekretariat di Lantai 1 Blok B No 64 Hi-Tech Mall Surabaya.

Benar-benar hari yang mengesankan bagi komunitas blogger Surabaya ini. Bagi teman-teman blogger yang sempat mampir ke artikel saya ini, dan berdomisili di wilayah Surabaya, alangkah baiknya untuk ikut join komunitas ini. Alamat linknya, yaitu www.tugupahlawan.com.

Alasan diambil nama tugu pahlawan cukup simple, yakni karena komunitas ini lahir dan berkembang di kota Pahlawan, Surabaya. Tak hanya itu, anggotanya juga mendapat sebutan the heroes.

Kegiatan komunitas ini selain aktif mengembangkan blog, kumpul bareng, berkunjung ke komunitas lain, saling tukar pikiran, bahkan terkadang mengisi materi mengenai blogging ke sekolah-sekolah dan kampus di daerah Surabaya. Salah satunya ke Kampus ITS untuk mengisi materi dalam Workshop Blog yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Fisika (Himasika) ITS selaku panitia Physics Blog Competition.

Workshop yang berlangsung pada tanggal 16 Januari 2010 di Teater C ini, diisi perwakilan dari TPC, Mas Novianto Puji Raharjo. Pengurus TPC yang akrab disapa Nopi ini sering kali mengingatkan bahwa dalam dunia maya maupun nyata, dibutuhkan kejujuran. Jadi untuk menjadi blogger yang baik, harus dilandasi kejujuran.

Selain itu, beliau berpesan bahwa peran komunitas, seperti halnya TuguPahlawan.Com penting, untuk saling menguatkan persaudaraan sesama blogger.

Jadi, teman-teman blogger yang berminat gabung, silahkan langsung saja klik http://www.tugupahlawan.com/, dijamin seru!

Semoga Bermanfaat!


Muflih Fathoniawan

Senin, Januari 17, 2011

Rayakan Event Dengan Eventsurabaya.net

Hidup memang tidak enak kalau hanya melakukan kegiatan 'itu-itu saja'. Kalau sebagai mahasiswa, ya istilah yang dikenal study oriented. Atau yang lebih dikenal lagi ‘kupu-kupu’, kuliah-pulang, kuliah-pulang. Peluang IP menjulang tinggi tentu besar bagi mahasiswa demikian, namun hingga lulus nanti, dirinya hanya akan membawa ijazah dengan tumpukan nilai A, tanpa ada plus yang lain. Istilahnya sarjana plus.

Apa Plus yang saya maksud sebagai tambahan sarjana saat lulus nanti? Plus disini adalah kemampuan lain, atau keahlian-keahlian lain yang didapatkan selama kurang lebih 4 tahun kuliah. Dan banyak cara untuk mendapatkan nilai plus ini. Sebagai misal, mengikuti workshop, seminar, kompetisi-kompetisi, menjadi panitia, menjadi pengurus ormawa, BEM, LM, dan masih banyak lagi, yang sangat kontras dengan materi kuliah yang didapat.

Tapi jangan remehkan! Perusahaan akan lebih tertarik kepada yang memiliki skill atau keahlian khusus non akademik yang lebih daripada yang lain. Seperti yang pernah disampaikan Mas Julian Saputro, Kahima Fisika ITS, kepada saya beberapa waktu lalu usai shalat Jum'at, bahwa IPK hanya sebagai persyaratan administrasi menjadi karyawan suatu perusahaan, selebihnya adalah softskill.

Bagaimana caranya mendapatkan itu semua? Mudah saja, yakni konsep secara matang sebuah kegiatan, makin luas cakupannya, makin baik. Konsep dan jalankan kegiatan tersebut bersama teman-teman di ormawa atau UKM. Ambil posisi strategis dalam kepanitiaan. Insya Allah, Anda akan mendapatkan sarjana plus dan mengantongi nilai SKEM yang begitu banyak!

Tapi merasa sulit membuat jaringan publikasi suatu kegiatan?
Tenang saja. Eventsurabaya.net adalah perusahaan yang siap membantu Anda untuk menyelenggarakan hingga mempublikasikan event / kegiatan-kegiatan Anda secara global. Sehingga tidak usah pusing-pusing dengan pelaksanaan, karena bisa berkonsultasi dengan pakar nya.

Beberapa event yang ditangani oleh evensurabaya.net yakni meliputi pameran, kompetisi/perlombaan, workshop, even musik, kreativitas dan seminar.Ingin tahu sekelumit infonya, klik www.eventsurabaya.net


Salah satu kerja sama yang sedang berlangsung yakni dengan Kominfo Himpunan Mahasiswa Fisika ITS (Himasika ITS), yakni untuk mengadakan Physics Blog Competition. Dan saya juga sedang mengikuti kompetisi blog tersebut, hehehe….

Kesimpulannya, jangan pernah ragu untuk mengkonsep suatu acara, karena http://www.eventsurabaya.net/ siap bekerja sama dengan Anda!

Semoga Bermanfaat!
Bagi Anda, Sang Event Creativator Muda!



Muflih Fathoniawan

sumber gambar : eventsurabaya.net dan wahyu2610.blogspot.com

jagoBlog.com